Jum'at, 27/12/2024 18:22 WIB

Rusia Tuding Israel Dukung Neo-Nazi di Ukraina

Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid mengatakan pada Senin bahwa komentar Lavrov adalah kepalsuan yang

Sergei Lavrov (Foto: BBC)

JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh Israel mendukung neo-Nazi di Ukraina. Pernyataan tersebut meningkatkan perselisihan yang dimulai ketika Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengklaim Adolf Hitler memiliki asal-usul Yahudi.

Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid mengatakan pada Senin bahwa komentar Lavrov adalah kepalsuan yang "tidak termaafkan" yang mencoba meminimalkan kengerian Holocaust - pembantaian enam juta orang Yahudi Eropa dan kelompok minoritas lainnya oleh Nazi Jerman.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa bahwa komentar Lapid adalah anti-historis dan menjelaskan sebagian besar mengapa pemerintah Israel saat ini mendukung rezim neo-Nazi di Kyiv.

Para pemimpin dari beberapa negara Barat juga mencela Lavrov, yang telah ditanyai bagaimana Rusia dapat mengejar tujuannya mendenazifikasi Ukraina ketika Presiden Volodymyr Zelenskyy sendiri seorang Yahudi.

Zelenskyy menuduh Rusia telah melupakan pelajaran dari Perang Dunia Kedua.

Moskow menegaskan kembali poin Lavrov, asal-usul Yahudi Zelenskyy tidak menghalangi Ukraina untuk dijalankan neo-Nazi. "Antisemitisme dalam kehidupan sehari-hari dan dalam politik tidak dihentikan dan sebaliknya dipupuk (di Ukraina)," katanya dalam sebuah pernyataan.

Israel menyatakan dukungan untuk Ukraina setelah invasi Rusia pada bulan Februari. Meski demikian, Israel tetap waspada akan merusak hubungan dengan Rusia, yang punya kekuasaan di negara tetangga Suriah.

Negara tersebut juga pada awalnya menghindari kritik langsung terhadap Moskow dan belum memberlakukan sanksi formal terhadap oligarki Rusia. Israel mengirim bantuan kemanusiaan ke Ukraina dan menyatakan dukungan untuk rakyatnya, tetapi pemerintah tidak ikut serta dalam sanksi internasional terhadap Rusia.

Hal itu membuka jalan bagi Perdana Menteri Israel Naftali Bennett untuk dapat mencoba menengahi di antara kedua belah pihak, sebuah upaya yang tampaknya terhenti ketika Israel menangani kerusuhan internalnya sendiri.

Namun, hubungan semakin tegang, dengan Lapid bulan lalu menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina.

"Setelah Kremlin mengklaim bahwa Israel mendukung Nazisme, saya hanya punya satu pertanyaan. Apakah ada negara non-Nazi di seluruh dunia dalam sudut pandang Rusia? Kecuali Suriah, Belarusia, dan Eritrea, tentu saja," cuit penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak pada Selasa, menyebutkan negara-negara yang telah mendukung apa yang disebut Moskow sebagai "operasi khusus" di Ukraina.

Dalam pidatonya pada akhir Maret di parlemen Israel, Zelenskyy meminta Israel untuk membuat pilihan dengan mendukung Ukraina melawan Rusia, dan meminta negara Yahudi itu untuk menyediakannya dengan senjata.

Nazisme telah menonjol dalam tujuan dan narasi perang Rusia saat berperang di Ukraina.

Dalam upayanya untuk melegitimasi perang bagi warga Rusia, Presiden Vladimir Putin menggambarkan pertempuran itu sebagai perjuangan melawan Nazi di Ukraina, meskipun negara itu memiliki pemerintahan yang dipilih secara demokratis dan seorang presiden Yahudi yang kerabatnya terbunuh dalam Holocaust.

Putin merujuk kehadiran unit-unit seperti batalyon Azov di dalam militer Ukraina sebagai salah satu alasan untuk meluncurkan apa yang disebutnya operasi militer khusus.

Azov adalah unit militer infanteri semua-sukarelawan sayap kanan yang didirikan pada 2014 untuk memerangi separatis pro-Rusia di wilayah Donbas di Ukraina timur. Mereka awalnya adalah ultranasionalis dan dituduh menyembunyikan ideologi supremasi kulit putih dan neo-Nazi. Unit ini telah dimasukkan ke dalam Garda Nasional Ukraina.

Sumber: Aljazeera

KEYWORD :

Rusia Israel Sergey Lavrov Adolf Hitler Volodymyr Zelenskyy




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :