Pengungsian di Desa Lancang Paro, Pidie Jaya, Aceh
Jakarta - Bantuan untuk korban gempa di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh masih terus berdatangan. Meskipun sudah hampir tiga pekan sejak gempa 6,5 SR yang melanda Serambi Mekah tersebut, masih banyak warga hingga saat ini berlindung di tenda-tenda darurat, dan membutuhkan bala bantuan.
Selasa (27/12), Plan International Indonesia bersama LSM Cipta Fondasi Komunitas (CFK) mendistribusikan paket bantuan untuk 7.500 warga yang tersebar di enam desa di dua kecamatan yang terdampak gempa pada 7 Desember silam. Bantuan ini dimaksudkan menyasar 80 persen warga Pidie Jaya yang masih tinggal di tenda pengungsian.
“Kami memutuskan untk mendistribusikan bantuan berupa terpal, selimut, tikar dan tali. Bantuan dari pemerintan hanya memenuhi 10 persen kebutuhan warga,” kata Wahyu Kuncoro, Program Manager Disaster Risk Management Plan International Indonesia, di Pidie Jaya.
Ketika Anak Mengeluh Soal Batas Usia Perkawinan
Pemerintah setempat sebenarnya juga telah menetapkan berakhirnya masa tanggap darurat, dan meminta warga kembali ke rumah. Namun imbauan ini nampaknya tidak digubris, lantaran kekhawatiran warga akan gempa masih kuat.
“Bupati sudah mengimbau agar warga meninggalkan lokasi pengungsian, namun kenyataannya warga belum berani sepenuhnya tinggal di rumah, terutama di malam hari,” tambah Wahyu lewat rilis yang diterima redaksi Jurnas.com.
Gempa berkekuatan 6,5 SR kembali mengguncang Aceh pada 7 Desember lalu. Meskipun tidak berpotensi tsunami, sebanyak 104 orang meninggal dunia atas peristiwa tersebut.
gempa aceh Plan International Indonesia