Sabtu, 23/11/2024 19:15 WIB

Turki Ingatkan Risiko jika Swedia dan Finlandia Gabung NATO

Turki ingatkan risiko jika Swedia dan Finlandia gabung NATO

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (Foto: AP)

JAKARTA, Jurnas.com - Presiden Recep Tayyip Erdogan menyoroti kegiatan Partai Pekerja Kurdistan sebagai bagian dari keberatan negaranya terhadap Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO dan mengatakan kedua negara melakukan hal itu akan membawa risiko keamanan bagi Turki.

Kelompok yang dikenal sebagai PKK telah melancarkan pemberontakan selama 38 tahun melawan Turki yang telah menyebabkan puluhan ribu kematian. Kelompok tersebut ditetapkan sebagai entitas teroris oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, termasuk Swedia dan Finlandia.

Namun, sikap Barat terhadap sayap PKK Suriah, Unit Perlindungan Rakyat, atau YPG, telah menyebabkan permusuhan antara Ankara dan anggota NATO lainnya. YPG membentuk tulang punggung pasukan yang terlibat dalam perang pimpinan AS melawan kelompok ISIS.

"Turki menyatakan bahwa pengakuan Swedia dan Finlandia membawa risiko bagi keamanannya sendiri dan masa depan organisasi," tulis Erdogan dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh The Economist pada Senin malam (30/5).

Mengacu pada prinsip utama dari kebijakan pertahanan timbal balik NATO, ia menambahkan: "Kami memiliki hak untuk mengharapkan negara-negara tersebut, yang akan mengharapkan tentara terbesar kedua NATO untuk datang ke pertahanan mereka berdasarkan Pasal 5, untuk mencegah perekrutan, penggalangan dana dan kegiatan propaganda dari PKK."

Semua anggota NATO harus menyetujui tawaran kedua negara Nordik untuk bergabung dengan aliansi, yang didorong invasi Rusia ke Ukraina. Turki mengatakan tidak akan mengizinkan aksesi mereka kecuali langkah-langkah diambil, tetapi para pemimpin NATO melihat ke KTT NATO di Spanyol pada akhir Juni sebagai kesempatan untuk ekspansi bersejarah.

Erdogan mengulangi seruan kepada Finlandia dan Swedia untuk mengekstradisi orang-orang yang dicurigai Ankara melakukan aktivitas teroris dan untuk mendukung "operasi anti-teror anggota NATO."

Dia juga mengatakan embargo senjata tidak sesuai dengan semangat kemitraan militer.

Swedia dan Finlandia termasuk di antara negara-negara yang memberlakukan pembatasan ekspor pertahanan pada Turki setelah serangan 2019 ke timur laut Suriah yang bertujuan untuk mengusir YPG.

Dalam beberapa hari terakhir, Erdogan telah menjanjikan operasi lintas batas lebih lanjut terhadap kelompok tersebut.

Ia menetapkan peran Turki dalam aliansi militer terbesar dalam sejarah sejak bergabung pada tahun 1952 dan menyerukan anggota NATO lainnya untuk membujuk Swedia dan Finlandia untuk mengubah posisi mereka.

"Di mana Swedia dan Finlandia berdiri di atas masalah keamanan nasional dan pertimbangan negara lain, yang dengannya mereka ingin menjadi sekutu, akan menentukan sejauh mana Turki ingin bersekutu dengan negara-negara itu," tambahnya.

Sumber: AP

KEYWORD :

Turki Recep Tayyip Erdogan Swedia Finlandia Partai Pekerja Kurdistan PKK




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :