Tentang sikap Indonesia terhadap invasi Rusia ke Ukraina. (Foto: Jurnas/Ist).
Jakarta, Jurnas.com- Indonesia tidak bisa bersikap pasif dalam persoalan perang dan kehancuran kemanusiaan yang terjadi di Ukraina akibat invasi Rusia. Pilihan Indonesia hanya bersikap bebas dan aktif mewujudkan perdamaian dunia menuju masyarakat berkeadilan sosial, yang dalam hal ini urgen dicari solusinya dalam peperangan di Ukraina.
Setidaknya hal itu disampaikan para tokoh yang diwawancarai secara terpisah. Mereka antara lain diplomat senior dan mantan Wakil Menlu, Dino Patti Djalal; Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti; Anggota Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) dan Syafiq Ali; Pengamat Pertahanan Connie Rahakundili Bakrie.
Dino Patti Djalal menegaskan, dalam peperangan dan kehancuran yang terjadi akibat invasi Rusia ke Ukraina, Indonesia tidak punya pilihan kecuali mengupayakan segera berakhirnya perang. Indonesia, menurut Dino, harus mendesak Rusia segera menarik pulang seluruh pasukannya kembali ke negaranya sehingga tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya perdamaian. Semua itu tidak lain karena tuntutan Konstitusi Negara, yakni UUD 1945. Dalam Konstitusi, terutama pada Pembukaan, ditegaskan secara tersurat bahwa Indonesia mengakui kemerdekaan sebagai hak segala bangsa di dunia, dan penjajahan pun harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan.
Serangan ke Kursk Hancurkan Tiga Jembatan, Presiden Ukraina Sebut Pembalasan Rusia hanya Gertakan
“Apa yang dilakukan Rusia itu jelas menjajah bangsa lain yang telah merdeka dan berdaulat, sehingga sikap Indonesia pun tak bisa berkompromi selain secara bebas dan aktif mengupayakan agar perang ini segera berakhir, Rusia segera keluar sehingga perdamaian terwujud di Ukraina, dan dunia umumnya,” kata Dino yang merupakan pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), lembaga swadaya hubungan internasional terbesar di Asia Tenggara melalui soaran pers yang diterima Jurnas.com, Senin (20/6/2021) malam.
Ketegasan sikap Indonesia akan kemerdekaan itu, kata Dino, juga ditekankan dengan pemeo yang sangat dipegang erat sejak lama, yakni bahwa meski Indonesia mencintai perdamaian, negara kita sejatinya lebih mencintai kemerdekaan. Dukungan yang kuat juga diberikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti. Menurut Prof Mu’ti, Muhammadiyah sangat mendukung perjuangan rakyat Ukraina untuk menegakkan kedaulatan yang memang menjadi hak mereka.
“Kami sangat bersimpati pada penderitaan rakyat Ukraina di satu sisi, serta pejuangan mereka di sisi lain. Kami berharap perang yang menghancurkan kehidupan dan menimbulkan banyak korban itu segera berakhir,”kata Prof Mu’ti.
Masjid Punya Peran Khusus Rawat Kemerdekaan RI
Untuk itu, kata dia, meski disadari bahwa apa yang diberikan sebagai bantuan masih relatif kecil, Muhammadiyah berkomitmen untuk memberikan bantuan agar rakyat Ukraina bisa mengatasi beban yang mereka hadapi.
Sementara tokoh muda anggota PBNU Syafiq Ali menegaskan perlunya langkah-langkah strategis dan segera dari komunitas internasional, termasuk Indonesia, agar peperangan tersebut segera berakhir.
“Bagaimana pun dalam hal ini ada kedaulatan bangsa yang dilanggar, selain menimbulkan banyak korban yang tak bersalah; anak-anak, para orang tua, dan sebagainya. Karena itu, perang ini harus secepatnya diakhiri,” kata Syafiq.
Mendesaknya upaya untuk mengakhiri perang juga dikemukakan pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie. Menurut pengajar Universitas Jenderal Ahmad Yani, Bandung tersebut, perang di Ukraina kini telah berimbas ke banyak kawasan dan menghantam sisi ekonomi serta sosial. “Jadi, apapun yang bisa kita lakukan untuk segera mengakhiri perang tersebut, segeralah lakukan. Ini sudah sangat mendesak,” kata dia.
Invasi Rusia Ukraina Indonesia