Sabtu, 23/11/2024 12:10 WIB

Zelenskyy Sebut Rusia Sebagai Organisasi Teroris Terbesar di Dunia

Zelenskyy sebut Rusia organisasi teroris terbesar di dunia.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy (Foto: AP/Markus Schreiber)

JAKARTA, Jurnas.com - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan, serangan Rusia di sebuah pusat perbelanjaan di kota Kremenchuk, Ukraina, adalah salah satu serangan teroris paling menantang dalam sejarah Eropa.

"Hanya teroris yang benar-benar gila, yang seharusnya tidak memiliki tempat di bumi, yang dapat menyerang rudal ke objek seperti itu," katanya, menambahkan bahwa serangan tersebut disengaja.

Zelenskyy mengatakan telah mendesak Amerika Serikat (AS) untuk mengakui Rusia sebagai negara sponsor terorisme, sebuah tindakan yang diadopsi oleh Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS pada Jumat.

"Negara Rusia telah menjadi organisasi teroris terbesar di dunia. Dan ini adalah fakta. Dan ini harus menjadi fakta hukum. Dan semua orang di dunia harus tahu bahwa membeli atau mengangkut minyak Rusia, memelihara kontak dengan bank-bank Rusia, membayar pajak dan bea masuk ke negara Rusia berarti memberikan uang kepada teroris," kata Zelenskyy.

Serangan rudal Rusia menghantam pusat perbelanjaan yang ramai di kota Kremenchuk, Ukraina tengah pada Senin (27/6).  Sedikitnya 11 orang dan melukai 40 lainnya.

Gubernur wilayah Poltava tengah, Dmytro Lunin menulis di Telegram bahwa 11 orang kini telah dipastikan tewas dalam serangan rudal ganda di pusat perbelanjaan yang ramai. Disampaing itu, petugas penyelamat terus mencari sekiranya ada warga yang terjebak di dalam gedung.

"Ini adalah tindakan terorisme terhadap warga sipil," katanya secara terpisah, menunjukkan tidak ada target militer di dekatnya yang bisa menjadi sasaran Rusia.

Petugas pemadam kebakaran dan tentara terlihat memindahkan potongan logam yang hancur saat mereka mencari korban selamat. "Kami tidak mengerti berapa banyak orang yang masih tersisa di bawah puing-puing," kata kepala layanan penyelamatan regional di televisi.

Walikota Vitaliy Maletskiy menulis di Facebook bahwa serangan itu menghantam daerah yang sangat ramai, yang 100 persen dipastikan tidak memiliki hubungan dengan angkatan bersenjata.

Serangan itu memicu kecaman dari pejabat Ukraina di seluruh dunia, termasuk menteri luar negeri Dmytro Kuleba, yang menyerukan lebih banyak persenjataan berat untuk dikirim ke Ukraina dan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia.

Kantor Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres mengutuk serangan itu sebagai sangat menyedihkan.

Juru bicara Guterres, Stephane Dujarric pada konferensi pers harian mengatakan, Kremenchuk sejauh ini terhindar dari serangan langsung dalam konflik tersebut. "Setiap serangan yang menghantam pusat perbelanjaan benar-benar menyedihkan," kata pejabat PBB itu.

"Kami sekali lagi menekankan bahwa para pihak berkewajiban berdasarkan hukum humaniter internasional untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil," tambahnya.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan serangan di mal itu menunjukkan kedalaman kekejaman dan barbarisme pemimpin Rusia, Vladimir Putin.

"Putin harus menyadari bahwa perilakunya tidak akan melakukan apa pun selain memperkuat tekad bahwa Inggris dan setiap negara G7 lainnya mendukung Ukraina selama diperlukan," katanya.

Sumber: Aljazeera

KEYWORD :

Ukraina Volodymyr Zelenskyy Serangan Rusia Pusat Perbelanjaan Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :