Sabtu, 23/11/2024 22:14 WIB

Perpusnas: Kontribusi Pengetahuan dari Sekolah Hanya 10 Persen

Perpusnas: Kontribusi Pengetahuan dari Sekolah Hanya 10 Persen

Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando menekankan pentingnya keberadaan perpustakaan di segala tingkatan masyarakat.

Menurut dia, ilmu pengetahuan yang didapat dari bangku sekolah hanya sanggup memberikan kontribusi sebesar 10 persen. Sisanya, didapay dari proses pengalaman maupun berlatih keterampilan.

"Dunia pendidikan akan tertinggal tanpa perpustakaan," ujar Syarif Bando dalam roadshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Kab. Sleman, Senin, (4/7).

Dari seringnya masyarakat belajar akan mendorong terciptanya literasi. Syarif Bando menegaskan, literasi bukan sekedar baca, melainkan kemampuan memahami untuk kemudian diterapkan dalam keseharian.

"Dulu, masyarakat sudah cukup dengan kebisaan membaca. Namun, tantangan literasi saat ini mengharuskan masyarakat tidak sekedar bisa baca saja," ucap dia.

Indonesia menurut database Perpusnas tahun 2018, tercatat memiliki tidak kurang dari 164.610 jenis perpustakaan dengan rincian 2.057 perpustakaan perguruan tinggi, 6.552 perpustakaan khusus, 42.460 perpustakaan umum, dan 113.541 perpustakaan sekolah.

Dari jumlah tersebut, perpustakaan kini menjadi bagian prioritas nasional yang ikut andil mengentaskan kemiskinan melalui program Transformasi Layanan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Deni Kurniadi menjelaskan program transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial adalah mendesain perpustakaan dan koleksi bahan bacaan agar bisa dimanfaatkan masyarakat seoptimal mungkin.

Perpustakaan menjadi ruang untuk berbagi pengalaman, belajar kontekstual, berlatih keterampilan lewat transfer of knowledge. "Sejak 2018, program ini telah merambah di 34 provinsi, 300 kab/kota, dan lebih di 2.000 desa," ungkap Deni.

Semangat literasi diterjemahkan oleh Kabupaten Sleman, dengan memasukkan materi membatik ke dalam program pengembangan perpustakaan di seluruh kalurahan di Sleman.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan apa yang dilakukan pihaknya semata-mata ingin mengangkat batik lokal agar dikenal secara global.

"Kami meyakini kalau batik bisa membantu kesejahteraan masyarakat dan perekonomian masyarakat bergerak," urai Kustini.

Program Rintisan Kalurahan Gemar Membaca (RKGM) Kab. Sleman menitikberatkan antara lain: (1) setiap kalurahan memiliki pengelola perpustakaan, (2) mandiri dalam pengelolaan informasi di perpustakaan kalurahannya, (3) kebijakan-kebijakan lurah dan perangkatnya mendukung pengembangan perpustakaan, (4) pengelolaan perpustakaan sesuai Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Kelurahan, dan (5) mempunyai rintisan kegiatan pengembangan melalui membatik, mulai dari pelatihan hingga menentukan motif/corak.

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Sleman Hari Sugiharta mengatakan upaya pengembangan dan pemberdayaan perpustakaan merupakan hal yang perlu mendapat perhatian, mengingat Kab. Sleman memiliki predikat sebagai kota pendidikan. Oleh karena itu, DPRD Kab. Sleman terus mendorong Pemda agar sekolah memiliki perpustakaan yang representatif.

"Gerakan budaya gemar membaca merupakan usaha nyata dan perlu keteladanan," kata Hari.

"Selain itu, program pemberian wifi gratis kepada 1.212 seluruh kalurahan di Kabupaten Sleman ditargetkan Pemda akan selesai pada 2023 mendatang. Cara ini juga merupakan bentuk dalam menunjang literasi dan kesejahteraan masyarakat," tutup Hari.

KEYWORD :

Perpustakaan Nasional Pengetahuan Sekolah Muhammad Syarif Bando




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :