Sabtu, 23/11/2024 23:38 WIB

Optimis, Otomotif Indonesia Bisa Bersaing di Pasar Global

Optimis, otomotif Indonesia bisa bersaing di pasar global

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto/dok. istimewa)

Jakarta, Jurnas.com - Industri otomotif Indonesia dinilai memiliki potensi besar untuk berkembang bahkan bersaing di kancah internasional. Oleh sebab itu, pemerintah pun berupaya memfasilitasi melalui pembangunan proving ground.

Hal itu, diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, saat penandatanganan perjanjian kerja sama antara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) atau PII, dan PT Indonesia International Automotive Proving Ground (IIAPG) di Bekasi, Jawa Barat pada Senin (31/10/2022).

"Dengan dilaksanakan proyek ini, tentu tidak hanya sekedar biayanya tapi manfaatnya bagi perekonomian nasional, dan juga bagi perekonomian di Bekasi sendiri yang menjadi lokasi akan bisa meningkatkan aktivitas, yaitu mendukung industri otomotif Indonesia sehingga mampu menembus pasar internasional," ujar Sri Mulyani.

Ia menjelaskan, saat ini produk otomotif buatan Indonesia memang sudah sebagian masuk dalam pasar global, namun memiliki tahapan yang cukup rumit karena saat di ekspor harus kembali diuji di negara tujuan, lantaran RI tidak memiliki fasilitas pengujian yang berstandar internasional. Maka dengan pembangunan proving ground tersebut, Indonesia bakal memiliki fasilitas pengujian kendaraan yang berstandar internasional.

Dia bilang, proving ground pertama di RI ini sekaligus mencakup standar-standar otomotif yang memang sudah dibakukan pada level regional ASEAN. "Maka proving ground ini akan menjadi suatu fasilitas untuk bisa mendukung industri otomotif nasional di dalam ekspor, tidak lagi harus melalui pengujian di negara tujuan sehingga batasan teknsi itu bisa dihilangkan," ungkap Bendahara Negara itu.

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan, transformasi ekonomi Indonesia dicirikan dengan kemampuan membangun industri manufaktur yang kompetitif di level global. Menurutnya, tak ada negara yang mampu menjadi negara industri jika perekonomiannya didominasi dari sisi sumber daya alam, tanpa adanya nilai tambah. Maka otomotif menjadi salah satu industri manufaktur berpeluang untuk dikembangkan.

Sektor yang memiliki peranan penting bagi ekonomi nasional ini, bahkan sempat terkontraksi 34,29 persen di 2020 atau pada masa pandemi. Oleh sebab itu, pemulihan sektor otomotif perlu terus didukung pemerintah, yang dalam hal ini Kemenkeu melalui PII berperan sebagai penjaminan proyek proving ground tersebut.

"Proyek ini akan dibangun dalam 2 tahun dan berusia 15 tahun. Ini tidak hanya pembangunan fisik namun keseluruhan sistem, bahkan hingga maintenance-nya. Tentu Ini adalah sebuah proyek komprehensif, tidak hanya sekedar membangun di area 90 hektar di Bekasi, tapi untuk menguji kendaraan bermotor sehingga dia mampu memenuhi standar internasional," pungkas Sri Mulyani.

Proving ground merupakan fasilitas pengujian kendaraan di luar ruangan (outdoor test) yang berstandar internasional, mengacu pada United Nations Agreement Concerning The Adoption of Uniform Conditions of Approval and Reciprocal Recognition of Approval For Motor Vehicle Equipment and Parts (UN Agreement).

Proving Ground Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) tersebut akan dibangun di Bekasi, Jawa Barat. Adapun proyek infrastruktur itu dikerjakan dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Sebagai informasi nilai investasi proyek proving ground tersebut sebesar Rp 1,98 triliun menggunakan skema pengembalian investasi availibility payment sebesar Rp 339,9 miliar per tahun dengan periode kerja sama proyek selama 17 tahun, termasuk 2 tahun masa konstruksi.

 

KEYWORD :

Sri Mulyani proving ground otomotif pasar global




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :