Jum'at, 27/12/2024 10:34 WIB

IEA: Krisis Energi Picu Ledakan Energi Terbarukan

IEA: Krisis Energi Picu Ledakan Energi Terbarukan.

Ilustrasi Energi Terbarukan (Istimewa)

JAKARTA, Jurnas.comBadan Energi Internasional (IEA) mengatakan mengatakan, krisis energi memicu percepatan peluncuran energi terbarukan, meningkatkan harapan untuk upaya memenuhi target ambisius melawan pemanasan global.

Dikutip dari AFP, IEA dalam sebuah laporan mengatakan, total pertumbuhan kapasitas energi terbarukan di seluruh dunia diperkirakan hampir dua kali lipat dalam lima tahun ke depan dan mengambil alih batu bara sebagai sumber pembangkit listrik terbesar pada tahun 2025

Pertumbuhan 2.400 gigawatt antara 2022 hingga 2027 hampir sepertiga lebih tinggi dari perkiraan IEA tahun lalu, menurut badan yang berbasis di Paris, yang memberi nasihat kepada negara-negara maju.

Hal ini, kata IEA, akan membantu mempertahankan kemungkinan membatasi pemanasan global hingga 1,5 (derajat Celcius), mengacu pada target yang lebih disukai yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris 2015 untuk mencegah bencana iklim.

Invasi Ukraina oleh pengekspor minyak dan gas utama Rusia telah memicu krisis energi dan mendorong negara-negara di Eropa, yang sangat bergantung pada pengiriman Rusia, untuk mendiversifikasi pasokan mereka.

"Bahan terbarukan berkembang dengan cepat, tetapi krisis energi global  mendorong mereka ke fase baru yang luar biasa dengan pertumbuhan yang lebih cepat karena negara-negara berusaha memanfaatkan manfaat keamanan energi mereka," kata Direktur eksekutif IEA Fatih Birol.

"Dunia akan menambahkan sebanyak mungkin energi terbarukan dalam lima tahun ke depan seperti yang terjadi dalam 20 tahun sebelumnya," kata Birol dalam sebuah pernyataan.

"Ini adalah contoh nyata bagaimana krisis energi saat ini dapat menjadi titik balik bersejarah menuju sistem energi dunia masa depan yang lebih bersih dan lebih aman."

Jumlah kapasitas daya terbarukan yang ditambahkan di Eropa antara 2022 hingga 2027 diperkirakan dua kali lebih tinggi dari periode lima tahun sebelumnya, kata IEA.

Negara-negara UE dapat mengerahkan tenaga angin dan matahari lebih cepat jika mereka dengan cepat merampingkan proses untuk menerima izin, kata laporan itu.

Prakiraan revisi IEA juga didorong oleh kebijakan baru dan reformasi pasar yang dilaksanakan lebih cepat dari yang direncanakan sebelumnya.

China diperkirakan menyumbang hampir setengah dari penambahan kapasitas daya terbarukan global baru dalam lima tahun ke depan, kata laporan itu.

KEYWORD :

Badan Energi Internasional Krisis Energi Energi Terbarukan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :