Wakil ketua Dewan Keamanan Rusia dan ketua partai Rusia Bersatu Dmitry Medvedev berbicara kepada anggota partai politik Rusia Bersatu, di Moskow, Rusia, 1 Desember 2022. (Foto: Ekaterina Shtukina, Sputnik Pool Photo via AP)
JAKARTA, Jurnas.com - Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan bahwa Negeri Beruang Merah meningkatkan produksi senjata generasi baru untuk melindungi diri dari musuh di Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Australia.
"Kami meningkatkan produksi alat penghancur yang paling kuat. Termasuk yang berdasarkan prinsip-prinsip baru," kata Medvedev di aplikasi perpesanan Telegram, seperti dikutip dari AFP.
"Musuh kita menggali tidak hanya di provinsi Kyiv di Malorossiya asli kita," kata Medvedev, menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan wilayah Ukraina modern yang merupakan bagian dari Kekaisaran Rusia di bawah tsar.
"Di Eropa, Amerika Utara, Jepang, Australia, Selandia Baru, dan banyak tempat lain yang berjanji setia kepada Nazi."
Medvedev, yang menjabat sebagai wakil kepala Dewan Keamanan Rusia, tidak memberikan rincian senjata tersebut.
Presiden Vladimir Putin berulang kali mengatakan, Rusia telah mengembangkan jenis senjata baru termasuk senjata hipersonik yang dia banggakan dapat mengelak dari semua sistem pertahanan rudal yang ada.
Sejak Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, Medvedev yang berusia 57 tahun secara teratur menggunakan media sosial untuk menulis postingan yang semakin bombastis.
Dengan Moskow berada di belakang kaki dalam ofensifnya di Ukraina yang pro-Barat, kebuntuan militer telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Rusia dapat menggunakan persenjataan nuklirnya untuk mencapai terobosan militer.
Pada hari Jumat, Putin mengatakan Rusia dapat mengubah doktrin militernya dengan memperkenalkan kemungkinan serangan pendahuluan untuk melucuti senjata musuh, yang tampaknya mengacu pada serangan nuklir.
Kepala Kremlin mengklaim bahwa rudal jelajah dan sistem hipersonik Rusia "lebih modern dan bahkan lebih efisien" daripada yang ada di Amerika Serikat.
KEYWORD :Senjata Paling Kuat Perang Rusia dan Ukraina Amerika Serikat NATO Dmitry Medvedev