Rabu, 27/11/2024 09:31 WIB

Kekerasan di Papua, Anggota DPR Papua: Akibat Tujuan Pemekaran yang Melenceng

Penempatan pejabat di Daerah Pemekaran abaikan Orang Asli Papua.

Boy Markus Dawir, Anggota DPR Papua

Jakarta, Jurnas.com - Anggota DPR Papua Boy Markus Dawir menduga gejolak keamanan di Papua yang dikaitkan dengan Kelompok KKB tidak terlepas dari kebijakan Pemekaran di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Boy Dawir merasa aksi kerusuhan makin menjadi-jadi, karena rakyat melihat dampak hadirnya pemekaran yang melenceng dari tujuan awal mensejahterakan Papua, justru makin menyudutkan warga asli Papua.

"Bukan tidak mungkin aksi yang belakangan ini terjadi karena ada yang salah dengan pelaksanaan DOB ini. Yang tujuan awalnya untuk kesejahteraan orang asli Papua mungkin sudah tidak jelas lagi," kata Boy Dawir.

Ia pun memberi contoh dalam pengangkatan pegawai atau Pejabat di Provinsi baru itu, sangat terlihat kepentingan pihak tertentu lalu mengabaikan warga asli Papua.

"Padahal secara kapasitas orang asli Papua juga sudah banyak yang mampu untuk menduduki jabatan tersebut," ungkap Boy Dawir.

Anggota DPR Papua dari Fraksi Partai Demokrat ini menilai penempatan pegawai atau pejabat di lingkungan Provinsi Daerah Otonomi Baru (DOB) membuat warga asli Papua bingung dan bertanya-tanya, karena kesempatan untuk memberdayakan mereka justru tidak ada.

"Pejabat didatangkan dari luar, ada titipan Kemendagri banyak sekali. Jadi pemekaran ini sebenarnya untuk siapa? Kalau untuk pemberdayaan warga asli Papua lalu kenapa mereka tidak diberi tempat? SDM nya sudah ada koq. Ini yang menurut saya menyulut kemarahan dan timbulah aksi belakangan ini baik di Deiyai, Dogiyai, Yapen dan juga pegunungan Bintang," paparnya.

Boy yang adalah juga Ketua PPM Papua tersebut mengaku kecewa karena kesejahteraan Orang Asli Papua akhirnya cuma janji semata.

"Sebagai anak pejuang, kami sangat kecewa karena apa yang menjadi janji presiden pertama RI Soekarno tidak terwujud sebab belum terjawab kesejahteraan dan pemberdayaan pada Orang Asli Papua di atas tanahnya," kata Boy.

Dia juga mempertanyakan janji pemerintah terkait pembiayaan DOB yang akan dibiayai dari APBN yang justru kini malah membebani APBD Provinsi Papua induk.

"Karena diambil lagi dari APBD induk, maka terjadi kepincangan dalam pelayanan di Papua induk terutama bidang pendidikan, kesehatan dan juga kepegawaian karena pelayanan dasar masyarakat masih terpusat di Papua induk. Ini harus dievaluasi serius, karena akhirnya pemekaran ini malah jadi beban. Itu saja," kata Boy.

Dikatakan Boy, pemerintah Pusat khususnya Presiden Jokowi perlu melihat ulang kebijakan DOB di Papua ini apakah pelaksanannya sesuai dengan tujuan atau tidak sama sekali.

Karena kalau tujuannya untuk peningkatan kesejahteraan orang asli Papua, ia menyebut dari sisi rekrutmen pegawai saja sudah fatal. Sebab ujungnya orang asli Papua hanya akan jadi penonton saja.

"Ini perlu diperhatikan serius agar jadi bahan evaluasi serius Presiden," pungkas Boy.

KEYWORD :

Kekerasan Papua Boy Markus Dawir Pemekaran Daerah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :