Proses pengambilan sperma sapi di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Jawa Barat. (Foto: Humas PKH)
JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan, salah satu cara yang paling efektif dan cepat untuk meningkatkan produktivitas ternak adalah melalui Inseminasi Buatan (IB).
Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehtan Hewan (Ditjen PKH), Agung Suganda dalam siaran persnya diterma di Jakarta, Rabu (21/12).
Menurut Agung, teknik IB pada sapi mengalami kemajuan sejak sekitar tahun 1950 dan IB digalakkan di Indonesia pada tahun 1976, sebagai upaya untuk meningkatkan genetik dan produktivitas sapi lokal.
"Bahkan di beberapa negara maju IB pada ternak sapi telah dikomersialkan dan menjadi produk IB bernilai ekonomi tinggi, serta menjadi produk industri," ucap Agung.
Tahun ini, Kementan kembali memberikan pelatihan bagi petugas IB dari negara Palestina. Pengembangan kapasitas dilakukan dalam kerangka kerja sama pelatihan "Third Country Training Course on Management of Artificial Insemination for Palestine".
Pelaksanaan pelatihan IB yang diberikan oleh Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari ini merupakan pelatihan yang ke-3 bagi petugas IB dari negara palestina.
"Kami berharap pelatihan ini bermanfaat dan para peserta, sehingga Ketika kembali ke negaranya dapat mengembangkan teknologi ini bahkan dapat menjadi innovator," tutur Agung.
Lebih lanjut Agung mengungkapkan, kegiatan pelatihan ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk memberikan pelatihan bagi negara-negara berkembang, seperti Palestina.
"BBIB Singosari sebagai UPT kami telah beberapa kali diberikan kepercayaan untuk menjadi tempat pelatihan bagi beberapa negara berkembang," kata Agung. "Tentunya ini menjadi kebanggaan buat kami bisa bermanfaat dalam sharing knowledge untuk negara lain."
Kepala BBIB Singosari, Kresno Suharto mengatakan, pada pelatihan ini, peserta juga melakukan kunjungan ke beberapa unit kerja terkait lainnya, yaitu Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Balai Pembibitan Sapi Bali, Balai Inseminasi Buatan Baturiti, Balai Penyelidikan Penyakit Denpasar, Dinas Peternakan Bali, Universitas Brawijaya, Koperasi Perah serta Peternakan Ruminansia Kecil.
"Saya berharap melalui pelatihan yang singkat ini, dapat meningkatkan kompetensi para peserta dalam manajemen IB," kata Kresno.
Sementara itu, Duta Besar Palestina untuk Indonesia H.E. Zuhair Al Shun menyampaikan, pihaknya memberikan apresiasi yang mendalam atas penyelenggaraan pelatihan teknologi IB bagi para petugas Palestina.
Terimakasih kepada Pemerintah Jepang melalui JICA atas pembiayaan pelatihan ini, juga kepada Kementerian Pertanian dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, kami berharap kedepannya akan terjalin kerjasama yang lebih erat lagi antara Indonesia, Jepang dan Palestina," ungkap dia.
Salah satu peserta, Mousa Rizq Khalel menyebutkan, pihaknya sangat antusias mengikuti pelatihan ini karena dapat langsung terjun untuk praktek ke lapangan apalagi kedatangan ke Indonesia merupakan kunjungan yang pertama. "Kami berharap dapat kembali ke Indonesia untuk mengikuti pelatihan selanjutnya," ucap dia.
Sebagai informasi, saat ini BBIB Singosari telah mampu menerapkan teknologi IB pada ternak sapi dan kambing dan mampu meningkatkan kapasitasnya seperti pengolahan konsentrat hijau, produksi semen sexing, semen ikan, pembuatan laboratorium terakreditasi ISO 17025, sistem manajemen mutu ISO 9001.
Di samping itu, BBIB Singosari telah mengekspor produk semen ke berbagai negara, seperti Malaysia, Kamboja, Myanmar, Timor Leste dan Kyrgyzstan.
KEYWORD :Inseminasi Buatan IB Ditjen PKH Agung Suganda Produksi Ternak