Seorang veteran perang Korea Selatan memegang bendera nasional dalam upacara memperingati 70 tahun Perang Korea, di dekat zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea, di Cheorwon, Korea Selatan, 25 Juni 2020. (Foto: Reuters/Kim Hong-Ji )
JAKARTA, Jurnas.com - Korea Selatan akan memberlakukan tes COVID-19 negatif untuk pelancong dari China dan membatasi visa jangka pendek untuk warga Tirai Bambu tersebut.
Pelancong dari China akan diminta untuk memberikan tes PCR negatif dalam waktu 48 jam setelah keberangkatan atau tes antigen cepat yang diambil dalam waktu 24 jam, diikuti dengan tes PCR setelah kedatangan, kata Perdana Menteri Han Duck-soo pada hari Jumat.
Dikutip dari Al Jazeera, pengujian pada saat kedatangan dan tes pra-keberangkatan akan mulai berlaku masing-masing mulai 2 Januari dan 5 Januari.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
Han mengatakan, Korea Selatan juga akan menghentikan sementara perluasan penerbangan ke China dan membatasi semua penerbangan internal ke Bandara Internasional Incheon, yang terbesar di negara itu.
"Kita perlu segera bersiap menghadapi efek riak domestik setelah China melonggarkan aturan karantina," kata Han. "Kami akan bersiap untuk mengambil tindakan yang lebih kuat jika situasinya semakin buruk, jika kami melihat peningkatan infeksi yang cepat dari pendatang baru atau munculnya varian baru."
Langkah tersebut dilakukan setelah India, Italia, Taiwan dan Amerika Serikat (AS) memperkenalkan tes COVID untuk pendatang dari China di tengah kekhawatiran tentang potensi munculnya varian baru dan kurangnya transparansi pemerintah China.
Negara lain, termasuk Filipina dan Inggris, sedang mempertimbangkan tindakan serupa.
Presiden Korsel Upayakan Dialog dan Jalan Penyatuan dengan Pyongyang yang Dianggap Terisolasi
Beberapa ahli kesehatan mempertanyakan perlunya pembatasan tersebut, dengan alasan mereka tidak mungkin menghentikan penyebaran varian virus baru.
Pejabat Uni Eropa pada Kamis menolak seruan dari Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni agar blok tersebut menguji semua penumpang udara dari China.
Infeksi telah melonjak di China setelah keputusan Beijing untuk melonggarkan kebijakan "nol-COVID" yang kontroversial, membuat rumah sakit, kamar mayat, dan krematorium berada dalam tekanan.
Otoritas China dituduh meremehkan keseriusan situasi, dengan pejabat kesehatan melaporkan hanya segelintir kematian dalam beberapa pekan terakhir.
Pakar kesehatan memperkirakan China dapat mengalami hingga 2 juta kematian dalam beberapa bulan mendatang karena kurangnya kekebalan alami populasi setelah hampir tiga tahun isolasi dan penggunaan vaksin yang tidak merata di antara orang tua.
KEYWORD :Korea Selatan China Varian COVID-19 Virus Coroan