Mesin pesawat buatan Rolls Royce yang kini menyengat korupsi yang melibatkan mantan Dirut Garuda Indonesia, Emissyah Satar
Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk masih membeli mesin pesawat dari Rolls-Royce selepas Emirsyah Satar lengser dari kursi Dirut Garuda Indoenesia.Pada tahun 2016, perusahaan plat merah yang digawangi Direktur Utama Garuda Indonesia, Arif Wibowo tetap membeli mesin dari produsen mesin pesawat asal Inggris tersebut.
Pengadaan sejumlah mesin pesawat Rolls-Royce era Emirsyah berujung rasuah lantran perusahaan tersebut memberikan pelicin agar produknya dilirik. Apakah indikasi itu berlanjut pada pembelian yang terjadi belum lama ini?Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menerima data dan informasi hasil investigasi antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO) mengenai dugaan suap Rolls-Royce ke sejumlah pihak. Pun demikian, lembaga antirasuah belum mau membukanya secara gamblang dan juga pembelian mesin yang berlanjut setelah Emirsyah."Saya belum dapat informasi yang rinci soal apa saja isi dari SFO, tapi tentu tim sudah mempelajari itu," ucap Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, Senin (30/1/2017).Baca juga :
Garuda Indonesia Tingkatkan Frekuensi Penerbangan dari Sydney, Melbourne dan Seoul Menuju Bali
"Prinsip dalam penegakan hukum itu jika memang ada indikasi pelanggaran-pelanggaran hukum itu tidak boleh diabaikan, namun tentu indikasi itu harus sekuat mana buktinya. Mempelajari informasi-informasi yang ada dalam proses penyidikan itu satu hal yang dilakukan secara terus menerus yang dilakukan oleh penyidik," tegas Febri.Sekitar April 2016, Garuda membeli mesin Trent 7000 dari Rolls-Royce untuk 14 pesawat Airbus A330-neo. Pembelian itu dibandrol US$ 1,2 miliar atau setara Rp 15,6 triliun (asumsi US$ 1 = Rp 13.000).
Garuda Indonesia Tingkatkan Frekuensi Penerbangan dari Sydney, Melbourne dan Seoul Menuju Bali
Rolls Royce Garuda Indonesia