MUI Dorong Umat Jalin Hubungan Lebih Intens dengan Muslim Tartar di Ukraina. (Foto: Jurnas/Ist).
Jakarta, Jurnas.com- Majelis Ulama Indonesia akan mendorong organisasi masyarakat Islam di Indonesia untuk lebih giat dengan umat Muslim Tartar Krimea di Ukarina yang mengalami penderitaan akibat penjajahan Rusia sejak tahun 2014. Hal ini mengemuka dalam pertemuan antara Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Kyai Haji Arif Fahruddin dan Alim Aliev, jurnalis Muslim Tartar Krimea, aktivis HAM sekaligus Wakil Direktur Jenderal Institut Ukraina di kantor pusat MUI, Jakarta, Jumat (10/2).
Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Kyai Haji Arif Fahruddin menilai organisasi Islam di Indonesia seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dapat berperan lebih besar mendorong terwujudnya perdamaian bagi masyarakat Muslim Tartar Krimea.
“Saya mencontohkan bagaimana peran aktif Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dalam dialog mewujudkan perdamaian antar kelompok Muslim di Afghanistan. MUI akan menkomunikasikan hal ini demi perdamaian umat Muslim Tartar Krimea,” ujarnya.
Serangan ke Kursk Hancurkan Tiga Jembatan, Presiden Ukraina Sebut Pembalasan Rusia hanya Gertakan
Dalam kunjungan ke MUI, Alim Aliev menuturkan tentang sejarah Islam di Ukraina, menjelaskan bagaimana orang-orang Tatar Krimea Islam datang ke Krimea, semenanjung selatan Ukraina pada abad ke-13 dan menjadi kelompok masyarakat Ukraina. Saat ini ada sekitar satu juta Muslim yang tinggal di Ukraina.
Sejak abad ke-18, ketika Rusia pertama kali menduduki Krimea, pemerintah Moskow dengan baju Uni Soviet telah menganiaya umat Islam. Selama pendudukan Rusia sejak tahun 2014, pasukan keamanan mereka telah menekan budaya Muslim dan memenjarakan serta membunuh banyak orang Tatar Krimea.
Kegiatan ibadah umat Muslim dipersulit, tidak sedikit Alquran yang dibakar apparat Rusia. Bahkan pada 2016, mereka melarang Mejilis Orang Tatar Krimea. Sejumlah tokoh Muslim Krimea Tartar juga masih dipenjara maupun hilang.
“Saya adalah bukti penjajahan Rusia membuat keluarga kami tercerai berai. Saya terpaksa tinggal di Kiev, sementara orang tua saya di wilayah Crimea. Hingga kini saya tidak bisa masuk ke wilayah yang dikuasai Rusia,” tuturnya.
Mendengar penuturan Kyai Haji Arif Fahruddin mengaku prihatin sehingga berjanji untuk berbicara dengan anggota MUI tentang bagaimana mereka dapat lebih mendukung Tatar Krimea dalam perjuangan mereka untuk kebebasan. “Jika kita mendukung perjuangan rakyat Palestina, bagaimana mungkin kita tidak melakukan hal yang sama untuk saudara-saudara kita di Ukraina,” ungkap Fahrudin.
Aliev menjelaskan bagaimana Muslim Ukrania sangat ingin bekerja lebih dekat dengan Muslim Indonesia karena Rusia yang telah menyebabkan begitu banyak penderitaan bagi umat Islam menyebarkan propaganda bahwa mereka adalah teman Islam, tetapi mereka membunuh umat Muslim di Chechnya, Suriah, dan Ukraina.
Pada akhir pembicaraan tersebut, Kyai Haji Arif Fahruddin dan Alim Aliev bagaimana MUI dapat mendukung Platform Krimea, sebuah inisiatif diplomatik pemerintah Ukraina untuk meningkatkan efektivitas tanggapan internasional terhadap pendudukan Krimea yang sedang berlangsung.
“MUI akan berupaya membangun gerakan solidaritas di seluruh Indonesia untuk mendukung saudara-saudara Muslim kita di Ukraina dan membantu mereka memenangkan kebebasan mereka dari Rusia,” tandas Fahruddin.
KEYWORD :Ukraina MUI Muslim Tartar