Kamis, 23/01/2025 05:18 WIB

70 Persen Petani Indonesia Sudah Tua, Kementan Konsisten Lakukan Regenerasi

Dari 38 juta petani tersebut, 70 persen usianya sudah 45-55 tahun dan 30 persen lainnya usianya masih di bawah 45 tahun atau dikategorikan sebagai petani milenial.

BPPSDMP baru saja menyelesaikan pelatihan bagi 105 petani milenial dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.

JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, jumlah petani saat ini sudah di angka 38 juta. Sebelum pandemi COVID-19 merebak, angkanya masih 33 juta.

"Gara-gara COVID-19 kemarin banyak yang PHK akhirnya pulang kampung terjun di sektor pertanian, sehingga jumlah petani kemarin membengkak menjadi 38 juta orang," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi di Ciawi, Bogor, Jumat (18/2).

Dedi mengatakan, dari 38 juta petani tersebut, 70 persen usianya sudah 45-55 tahun dan 30 persen lainnya usianya masih di bawah 45 tahun atau dikategorikan sebagai petani milenial.

"Kalau kita lihat tingkat pendidikan petani kita ternyata lebih 70 persen hanya tamat SD (sekolah dasar), tidak tamat SD atau tidak sekolah, sekitar 17 persen lulus SMP, kurang dari 15 persen lulus SMA, dan kurang dari 2 persen yang lulus perguruan tinggi," jelas Dedi.

Dedi mengatakan, tidak mungkin tujuan pembangunan pertanian untuk menyediakan pangan bagi 273 juta penduduk di Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan meningkatkan ekspor pertanian terwujud jika dibebankan hanya kepada petani tua.

"Oke, saat ini umur mereka 45-55 tahun masih produktif, tapi coba bayangkan 10 atau 20 tahun ke depan. Mereka akan masuk fase tidak produktif. Bayangkan kalau petani kita didominasi petani yang sudah tidak produktif apa jadinya pertanian kita," tutur Dedi.

Karena itu, Dedi menegaskan, regenerasi pertani dari petani tua ke petani milenial adalah suatu keniscayaan. Mau tidak mau dan suka tidak suka, petani milenial harus menerima estafet pembangunan pertanian dari petani tua.

Mengingat pentingnya regenerasi pertani, Dedi mengatakan, Kementan masih terus melakukan pelatihan khusus kepada para petani muda dari berbagai daerah agar dapat didampingi secara intensif.

Teranyar, BPPSDMP baru saja menyelesaikan pelatihan bagi 105 petani milenial dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Mereka mendapatkan pelatihan berupa smart farming, penggunaan kredit usaha rakyat (KUR), kelembagaan petani, pemasaran secara digital, dan prosedur ekspor.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menyakini bahwa militansi yang dimiliki generasi muda akan mampu mengembangkan bisnis di sektor pertanian dari hulu hingga hilir.

"Kamu (petani milenial) itu lebih open minded, tinggal harus di-trigger lebih kuat dan dilatih. Yang muda itu punya militansi tinggi, aku mau lihat kamu kaya," kata dia saat menutup Pelatihan Teknis Penguatan Kelembagaan bagi Petani Milenial di Ciawi, Bogor, Jumat (17/2).

Mentan Syahrul mengatakan, saat ini pemerintah telah menyediakan KUR sebagai bantuan akses permodalan bagi petani. Sebab, ketersediaan dana pemerintah cukup terbatas sehingga permodalan perbankan bisa menjadi solusi.

Tahun ini, pemerintah diketahui menyediakan plafon KUR sebesar Rp 450 triliun atau meningkat 20 persen dari tahun lalu sebesar Rp 373 triliun. Khusus KUR sektor pertanian ditargetkan bisa mencapai angka Rp 103 triliun di mana salah satu sasarannya adalah petani milenial.

KEYWORD :

Regenerasi Petani Petani Milenial Dedi Nursyamsi Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :