Minggu, 24/11/2024 08:11 WIB

Bahas Perdamaian Ukraina, Presiden Macron Kunjungi China Awal April

Pada Jumat (24/2), Negeri Tirai Bambu merilis 12 poin tentang konflik dan menyerukan pembicaraan damai yang mendesak serta penyelesaian politik untuk krisis Ukraina.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron ikut serta dalam upacara tradisional Lily of the valley di istana Elysee, Paris, pada 1 Mei 2020. (Fot: AFP)

JAKARTA, Jurnas.com - Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan dia akan mengunjungi China pada bulan April, dan mendesak Beijing untuk menekan Rusia agar mengakhiri perang di Ukraina.

Berbicara sehari setelah Beijing menyerukan pembicaraan damai yang mendesak dan merilis rencana untuk mengakhiri konflik selama setahun, Macron mengatakan bahwa upaya China dalam perdamaian adalah hal yang baik.

Pada Jumat (24/2), Negeri Tirai Bambu merilis 12 poin tentang konflik dan menyerukan pembicaraan damai yang mendesak serta penyelesaian politik untuk krisis Ukraina.

"Fakta bahwa China terlibat dalam upaya perdamaian adalah hal yang baik," kata Macron. "Perdamaian hanya mungkin terjadi jika agresi Rusia dihentikan, pasukan ditarik, dan kedaulatan teritorial Ukraina serta rakyatnya dihormati."

Sebelumnya pada Sabtu, Kementerian Luar Negeri China mengatakan pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko akan melakukan kunjungan kenegaraan dari 28 Februari hingga 2 Maret atas undangan Xi.

Sekutu lama Presiden Rusia Vladimir Putin, Lukashenko mengizinkan negaranya untuk digunakan sebagai landasan peluncuran invasi Moskow terhadap sekutu pro-Baratnya pada 24 Februari tahun lalu.

Kyiv telah menyatakan keprihatinannya bahwa Belarus dapat kembali mendukung Moskow dalam upaya perangnya, dengan negara-negara tersebut mengumumkan pembentukan pasukan regional gabungan Oktober lalu.

Menteri Luar Negeri China, Qin Gang mengatakan kepada timpalannya dari Belarusia Sergei Aleinik bahwa Beijing bersedia bekerja dengan Minsk untuk memperdalam kepercayaan politik timbal balik selama percakapan telepon pada hari Jumat, kata kementerian China dalam sebuah pernyataan.

"China juga akan terus mendukung Belarusia dalam menjaga stabilitas nasional dan menentang upaya kekuatan eksternal untuk mencampuri urusan dalam negerinya atau memberlakukan sanksi sepihak ilegal di Minsk," kata Qin kepada Aleinik.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa dia berencana untuk bertemu dengan Xi Jinping dari China dan menyatakan harapan bahwa China akan mendukung perdamaian yang adil.

Beijing telah berusaha memposisikan dirinya sebagai pihak netral dalam konflik tersebut, sambil mempertahankan hubungan dekat dengan sekutu strategis Rusia.

Sebelumnya, China abstain dari pemungutan suara Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menuntut Rusia segera dan tanpa syarat menarik pasukannya dari Ukraina.

Sumber: AFP/CNA

 

 

KEYWORD :

Satu Tahun Invasi Rusia ke Ukraina Prancis Emmanuel Macron China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :