Minggu, 24/11/2024 11:10 WIB

P2G Sebut Jam Masuk Sekolah di NTT Tidak Masuk Akal

P2G Sebut Jam Masuk Sekolah di NTT Tidak Masuk Akal

Siswa sekolah menggunakan masker (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menilai kebijakan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mewajibkan masuk sekolah pukul lima pagi, tidak melalui kajian akademis terlebih dahulu.

Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim mengatakan publik tidak mengetahui apa dasar pijakan kebijakan itu. Jikapun ada dokumen kajiannya tak bisa diakses publik, dan melanggar asas transparansi dan partisipasi publik.

"Seharusnya ada kajian secara filosofis, sosiologis, pedagogis, termasuk geografis mengingat banyak sekolah di NTT yang jarak antara rumah siswa/guru dengan sekolah sangat jauh bahkan ada yang lebih 5 km. Dan berjalan kaki menuju sekolah," kata Satriwan pada Rabu (1/3).

Menurut Satriwan, kebijakan ini juga tidak berkorelasi dengan capaian kualitas pendidikan di NTT. Masalah pendidikan di NTT terlampaui banyak, di antaranya provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi sebesar 37,8 persen; masih banyak kelas dalam kondisi rusak, 66 persen SD belum dan berakreditasi C; dan upah ribuan guru honorer hanya berkisar Rp200-750 ribu per bulan.

Oleh karena itu, Satriwan menegaskan tidak ada korelasi antara masuk sekolah pukul lima pagi dengan upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), menurunkan stunting, memperbaiki bangunan ruang kelas/sekolah, memperbaiki akreditasi atau kualitas sekolah, dan meningkatkan kesejahteraan guru honorer.

"Mestinya kebijakan pendidikan pemprov fokus saja pada masalah yang esensial dan pokok di atas. Bisa dikatakan Pemprov NTT menggaruk yang tidak gatal," terang dia.

"Masuk sekolah pukul 5 pagi sepertinya akan menjadi kebijakan masuk sekolah terpagi di dunia. Kebijakan yang akan ditertawakan oleh komunitas pendidikan internasional nantinya," imbuh dia.

P2G juga melaporkan bahwa kondisi pukul lima pagi di NTT justru masih sepi aktivitas masyarakat dan suasana masih gelap, tentu sangat berpotensi terjadinya tindak kriminalitas atau faktor keamanan. Kebijakan ini berpotensi meningkatkan biaya hidup orang tua siswa.

"Sebab bagi yang rumahnya jauh dari sekolah ditambah belum ada kendaraan umum beroperasi jam tersebut, mereka akan terpaksa mengontrak kos-kosan di dekat sekolah, tentu berdampak pada membengkaknya biaya hidup tambahan perbulan. Atau mereka terpaksa beli kendaraan bermotor. Pengeluaran biaya sekolah membengkak naik," tutup Satriwan.

KEYWORD :

Jam Lima P2G Masuk Sekolah NTT Nusa Tenggara Timur




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :