Demonstran anti-Trump berdiri di depan kedubes Amerika Serikat di Kuala Lumpur, Malaysia.
Kuala Lumpur - Sebanyak 150 demonstran yang terdiri dari aktivis, politisi dan kelompok mahasiswa berkumpul di depan kedutaan besar (kedubes) Amerika Serikat di Kuala Lumpur, demi menyuarakan protes atas kebijakan kontroversial Donald Trump. Protes yang berlangsung setelah salat Jumat (3/2) ini juga diisi dengan penyerahan memorandum kepada pihak kedutaan.
Dengan membawa spanduk bertuliskan #NoBanNoWall, massa menuntut Trump mencabut kebijakan larangan masuk bagi pengungsi dan imigran, serta tujuh negara Islam asal Timur Tengah.
“Bisa Anda bayangkan betapa kejamnya Trump. Mungkin dia (Trump) ingin mereka mengemis-ngemis untuk datang ke AS,” kata Sekretaris Kepala Oposisi Pakatan Harapan, Saifuddin Abdullah dalam aksi tersebut dikutip dari Asian Correspondent.
Saifuddin bahkan mengatakan tidak bisa menerima ketika dirinya menerima informasi via media sosial Twitter beberapa pekerja muslim mendapatkan ancaman dan dilarang bekerja dengan warga AS. Hal ini menurutnya dapat mengancam kerukunan umat beragama di dunia khususnya di negeri Paman Sam itu.
Pemerintah AS akhirnya resmi memberlakukan penangguhan masuk untuk pengungsi selama 120 hari. Khusus pengungsi Suriah, AS menerapkan larangan tanpa batas. Selain itu, tujuh negara Islam asal Timur Tengah yakni Libya, Suriah, Yaman, Somalia, Sudah, Iran, dan Irak dilarang masuk ke AS hingga 90 hari ke depan.
Sebagai negara yang memiliki umat Islam mayoritas di Asia Tenggara, Indonesia dan Malaysia belum memberikan pernyataan resmi terhadap kebijakan Trump.
Donald Trump Malaysia