Menko PMK Muhadjir Effendy (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kepala BNPB Suharyanto, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dan Bupati Kabupaten Natuna Wan Siswandi meninjau lokasi bencana tanah longsong di Kabupaten Natuna.
Muhadjir mengatakan, tanggap bencana masih terus dilaksanakan oleh BNPB, yakni pemenuhan kebutuhan dasar, rasa nyaman, rasa aman kepada para pengungsi. Total pengungsi hingga saat ini sudah mencapai 1.216 orang.
"Untuk tahap berikutnya, Bapak Menteri PUPR sudah memutuskan akan ada program relokasi. Walaupun yang terkena langsung hanya 30 rumah, tetapi karena itu termasuk zona merah, maka untuk sementara akan disediakan relokasi sekitar 100 rumah," terang Muhadjir pada Jumat (10/3).
Dua desa yang terdampak bencana di antaranya Desa Pangkalan dan Desa Jemajik yang berada di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna. Daerah yang terdampak paling parah adalah Desa Pangkalan Dusun Genting.
Kejadian bencana longsor ini menimbulkan korban jiwa dengan total korban sampai dengan hari ke empat masa tanggap darurat mencapai 32 teridentifikasi meninggal, satu belum teridentifikasi, 21 orang masih hilang, serta tiga orang dalam keadaan kritis.
"Didoakan semoga jangan ada longsoran lagi. Kalau potensi semua bisa diantisipasi, yang penting waspada. Mudah-mudahan ini yang terakhir, tidak ada kejadian yang serupa di Kabupaten Natuna," ujar Muhadjir.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menambahkan bahwa relokasi rumah akan segera dilakukan pemetaan agar pemulihan pasca bencana dapat dilakukan sesegera mungkin.
"Relokasi rumah yang diajukan oleh Bapak Bupati sebanyak 100 rumah. Hal ini dilakukan guna menghindari pembangunan kembali di wilayah wilayah rawan bencana. Sehingga kita berharap pemerintah pusat dan daerah dapat bersinergi dengan baik dalam membangun rumah yang aman dan nyaman untuk masyarakat," tutur Basuki.
KEYWORD :Menko PMK Muhadjir Effedy Longsor Natuna Relokasi Rumah