Kacang-kacangan dijual di pasar, menjelang bulan puasa Ramadhan di Kairo, Mesir, pada 6 Mei 2018. (Foto: Reuters)
JAKARTA, Jurnas.com - Ahli Diet Klinis yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA), Sara Abdelghany mengungkapkan, makan terlalu sedikit selama Ramadan akan memperlambat metabolisme dan membuat tubuh stres.
"Ketika tubuh manusia tidak mendapatkan cukup makanan, ia masuk ke mode kelaparan dan menurunkan metabolisme untuk memastikan fungsi fisiologisnya berjalan normal," ahli gizi di HealthBay Clinic Dubai memperingatkan.
Selama Ramadan, umat Islam menahan diri dari makan dan minum dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Banyak yang sering menggunakan periode selama sebulan untuk memulai perjalanan penurunan berat badan atau memperbaiki kebiasaan makan mereka.
Namun, satu kesalahan yang mungkin dilakukan orang adalah tidak menyeimbangkan makanan mereka dan memenuhi asupan makanan yang dibutuhkan untuk hari itu, menurut Abdelghany.
Penelitian medis telah lama membuktikan bahwa tidak mendapatkan cukup makanan memaksa metabolisme Anda melambat untuk bertahan hidup. Diet yang parah, terutama jika dikombinasikan dengan olahraga yang intens, mengajarkan tubuh Anda untuk berpegang teguh pada sedikit kalori yang diberikan, sehingga lebih sulit untuk menurunkan berat badan.
"Makanan merupakan kebutuhan fisiologis bagi tubuh. Dalam kondisi stres, seperti puasa, tubuh kita diprogram untuk menurunkan metabolisme dan fungsi fisiologisnya untuk membantu kita bertahan hidup," jelas dia
"Selama bulan ini, jika kita secara drastis mengurangi asupan makanan kita, tubuh akan mengalami mode kelaparan dan menurunkan metabolisme untuk bertahan hidup, menyebabkan lebih banyak kehilangan otot dan air daripada kehilangan lemak," sambung dia
Tidak cukup makan juga menyebabkan penurunan tingkat energi, sakit kepala, dehidrasi, gangguan tidur, perubahan buang air besar (seperti sembelit), dan peningkatan rasa lapar, tambah ahli gizi klinis.
Mencegah kurang makan
Abdelghany kepada Al Arabiya English mengatakan, sangat penting bahwa orang memiliki setidaknya dua makanan seimbang yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, sayuran, dan buah untuk menjaga tubuh tetap bergizi.
Mereka juga harus memiliki makanan ringan di antara waktu makan untuk membantu mereka memenuhi makro yang dibutuhkan, tambahnya.
"Saat makan, pastikan Anda memiliki sumber karbohidrat kompleks – seperti kentang, roti gandum, atau nasi basmati; sumber protein, seperti daging, ikan, ayam, telur, atau keju; serta sayuran dan buah-buahan yang sangat penting untuk menjaga asupan serat yang sehat guna mendukung kesehatan usus serta menghindari sembelit dan kekurangan vitamin," ujarnya.
Abdelghany menambahkan, memastikan Anda makan cukup sangat penting terutama bagi mereka yang memiliki rutinitas olahraga.
"Asupan kalori kita harus selalu disesuaikan dengan tingkat aktivitas, intensitas, dan durasi latihan yang dilakukan. Asupan makanan kita harus cukup, artinya tidak terlalu sedikit dan tidak berlebihan, untuk menunjang olahraga dan mengoptimalkan energi yang dibutuhkan tubuh, terutama saat puasa kering seperti Ramadan," jelasnya.
Rekomendasi umum untuk berolahraga adalah antara 150 hingga 300 menit per minggu, jelas ahli gizi klinis.
Ini berarti orang harus mendapatkan setidaknya 30 menit, lima hari seminggu atau hingga 40 menit hingga satu jam sehari, enam hari seminggu.
Waktu, jenis, dan intensitas latihan bergantung pada tujuan, jenis kelamin, berat badan, dan kondisi fisik masing-masing individu, kata Abdelghany.
"Selama Ramadhan, jika pola makan seseorang seimbang, dan makro mereka lengkap dan terdistribusi dengan baik, maka mereka dapat mengikuti rutinitas olahraga yang sama seperti yang mereka lakukan sebelum mulai berpuasa," tuturnya.
Sumber: Al Arabiya English
KEYWORD :Metabolisme Ramadan Puasa Makanan Sehat