Umat Islam Palestina berkumpul di kompleks masjid Al-Aqsa untuk melaksanakan salat Jumat di Yerusalem pada 24 Februari 2023. (File foto: AFP)
JAKARTA, Jurnas.com - Polisi Israel telah menembak dan membunuh seorang pria Palestina di pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya kekerasan lebih lanjut.
Pria yang tewas pada Sabtu adalah Mohammad Khaled al-Osaibi berusia 26 tahun dari Houra, sebuah desa Arab Badui di Israel selatan. Insiden itu terjadi sekitar tengah malam di dekat Chain Gate, titik akses ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki Israel, kata polisi.
Jamaah Palestina di pintu masuk ke situs pada hari Sabtu mengatakan polisi menembak pria itu setidaknya 10 kali, setelah dia mencoba mencegah mereka melecehkan seorang wanita yang sedang dalam perjalanan ke kompleks suci.
Lebih dari 60.000 Warga Palestina Shalat Idul Fitri di Masjid Al-Aqsa yang Diduduki Israel
Polisi menuduh al-Osaibi mencoba mengambil pistol dari seorang petugas dan menembakkannya dalam perkelahian.
Beberapa jam setelah kejadian, gang batu berlumpur menuju kompleks masih berlumuran darah.
Puan Ungkap Parlemen MIKTA dan Jokowi Dorong Dibukanya Koridor Kemanusiaan untuk Palestina
Polisi Israel telah meningkatkan pasukan mereka di daerah itu ketika puluhan ribu jamaah Muslim dari Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki Israel berkumpul untuk shalat Ramadhan di Masjid Al-Aqsa.
Pada hari Jumat, lebih dari 200.000 warga Palestina berkumpul untuk sholat dzuhur di kompleks tersebut, yang berlalu dengan damai.
Banyak tembakan
Noureddine, 17 tahun yang tinggal di lingkungan itu dan menolak memberikan nama belakangnya karena takut akan pembalasan, mengatakan dia melihat al-Osaibi menghadapi polisi yang menghentikan seorang jamaah wanita dalam perjalanannya ke masjid.
Hubungan Al-Osaibi dengan wanita itu tidak jelas. Noureddine mengatakan semacam perselisihan terjadi antara al-Osaibi dan para petugas sebelum dia mendengar selusin tembakan terdengar.
"Tidak ada yang bisa membenarkan tembakan sebanyak itu," katanya, menunjuk ke rekaman kacau yang dia rekam yang menunjukkan pedagang dan jemaah Palestina berteriak mendengar suara peluru yang ditembakkan secara berurutan. "Mereka semua dalam jarak dekat."
Media Palestina secara luas melaporkan al-Osaibi adalah seorang dokter yang belajar kedokteran baru-baru ini di Rumania.
Noureddine mengatakan polisi berusaha memaksa pedagang Palestina dan jemaah keluar dari daerah itu setelah insiden itu, memukulinya dan yang lainnya dengan pentungan. Polisi Israel sempat menutup situs tersebut sebelum membukanya kembali untuk salat subuh.
Pada tahun-tahun sebelumnya, Ramadhan telah menyaksikan polisi Israel menyerang orang-orang Palestina yang berkumpul di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa Yerusalem, situs tersuci ketiga Islam. Ramadan tahun ini bertepatan dengan Paskah Yudaisme dan Paskah Kristen.
Pada tahun 2021, pengusiran keluarga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem menjadi pemicu protes Palestina yang meluas di seluruh Israel dan wilayah pendudukan Palestina.
Penggerebekan di Masjid Al-Aqsa oleh pasukan keamanan Israel selama Ramadhan meningkatkan ketegangan lebih lanjut dan, empat hari kemudian, serangan Israel selama 11 hari di Gaza dimulai, seolah-olah sebagai tanggapan atas roket yang ditembakkan oleh Hamas ke Israel.
Sumber: Al Jazeera
KEYWORD :Masjid Al-Aqsa Konflik Israel Palestina Penembakan di Yerusalem