Minggu, 24/11/2024 01:07 WIB

India Tolak Upaya China Ganti Nama Tempat di Wilayah yang Disengketakan

China dan India bentrok di sepanjang bagian dari perbatasan mereka yang tidak dibatasi dengan baik sepanjang 3.800 km (2.360 mil) pada tahun 1962.

Tentara India berjalan di sepanjang garis kontrol di perbatasan India-Cina di Bumla di negara bagian Arunachal Pradesh di India timur laut (File: Anupam Nath/AP Photo)

JAKARTA, Jurnas.com - India menolak upaya China untuk mengganti nama tempat-tempat yang dianggap New Delhi sebagai negara bagian timur Arunachal Pradesh, yang diklaim Beijing sebagai bagian dari wilayahnya.

China dan India bentrok di sepanjang bagian dari perbatasan mereka yang tidak dibatasi dengan baik sepanjang 3.800 km (2.360 mil) pada tahun 1962 dan bentrokan di daerah pegunungan dalam beberapa tahun terakhir telah membuat hubungan kedua negara menjadi tegang.

Pertengkaran terbaru dipicu pada Minggu ketika Kementerian Urusan Sipil China mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pihaknya telah memstandarkan nama 11 tempat, termasuk lima gunung, di wilayah yang oleh China disebut sebagai wilayah Tibet selatan.

Pernyataan tersebut mencakup peta yang menunjukkan 11 tempat yang diganti namanya oleh China berada di dalam "Zangnan", atau Tibet selatan dalam bahasa China, dengan Arunachal Pradesh termasuk di Tibet selatan dan perbatasan China dengan India dibatasi tepat di utara sungai Brahmaputra.

Kementerian Luar Negeri India menolak langkah tersebut. "Kami telah melihat laporan seperti itu. Ini bukan pertama kalinya China melakukan upaya seperti itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Arindam Bagchi di Twitter.

"Arunachal Pradesh adalah, telah dan akan selalu menjadi bagian integral dan tak terpisahkan dari India," sambung dia.

Namun juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan perubahan nama itu sepenuhnya dalam lingkup kedaulatan China. "Wilayah Tibet selatan adalah wilayah China," kata juru bicara Mao Ning dalam konferensi pers reguler di Beijing pada hari Selasa.

Setidaknya 24 tentara, termasuk 20 orang India, tewas ketika kedua belah pihak bentrok di wilayah Ladakh, di bagian barat perbatasan mereka, pada tahun 2020 tetapi situasi menjadi tenang setelah pembicaraan diplomatik dan militer.

Setelah bentrokan tahun 2020, India melarang ratusan aplikasi seluler asal Tiongkok, termasuk platform media sosial populer TikTok. Perusahaan China yang beroperasi di India, termasuk pembuat ponsel Xiaomi dan Huawei, telah digerebek oleh otoritas pajak.

Namun, perdagangan bilateral tetap kuat sekitar $100 miliar per tahun, dengan impor India dari China jauh lebih banyak daripada ekspornya ke Negeri Tirai Bambu itu.

Pada Desember tahun lalu, pasukan dari kedua belah pihak terlibat perkelahian di sektor Tawang di Arunachal Pradesh.

Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengatakan bulan lalu situasi di Ladakh rapuh dan berbahaya, dengan pasukan militer dikerahkan sangat dekat satu sama lain di beberapa tempat.

Sumber: Al Jazeera

KEYWORD :

Konfli India China Wilayah Perbatasan Arunachal Pradesh Tibet




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :