Minggu, 24/11/2024 02:31 WIB

Dorong Pertanian Berkelanjutan, Kementan Lakukan Pengendalian Hama Terpadu

Dorong Pertanian Berkelanjutan, Kementan lakukan Pengendalian Hama Terpadu

BPPSDMP Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar kegiatan pelatihan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) untuk Kelompok Tani Mawar di Desa Suka Damai, Kecamatan Lemito, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo..

Jakarta, Jurnas.com - Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menggenjot produktivitas adalah dengan mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) melalui Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, tujuan pembangunan pertanian dan adalah peningkatan produksi, peningkatan kualitas, meningkatkan intensitas pertanaman, serta budidaya yang ramah lingkungan melalui pengelolaan hama terpadu.

"Petani Indonesia tidak boleh tertinggal, karena banyak inovasi teknologi dan mekanisasi dibuat untuk meningkatkan produktivitas pertanian," kata Mentan Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan kegiatan pelatihan PHT bertujuan menjaga sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian.

"Hama dan penyakit memicu kerusakan tanaman, akibatnya produktivitas menurun hingga gagal panen. Maka dari itu, hama dan penyakit perlu dikendalikan apabila populasinya melampaui ambang ekonomi," kata dia.

Salah satu upaya, Kementan dalam mendesiminasikan pertanian ramah lingkungan adalah Sekolah Lapang (SL). Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku petani, sehingga dapat mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

Awal tahun ini, Project Readsi melalui DPMO kembali melaksanakan kegiatan SL bagi kelompok tani binaan Project Readsi dengan jumlah 126 kelompok dan peserta 3.150 anggota kelompok tani yang tersebar di enam kecamatan dan 18 desa wilayah di Kabupaten Pohuwato.

Kelompok Tani Mawar di Desa Suka Damai, Kecamatan Lemito, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo salah satu di antaranya yang menerima materi kegiatan SL terkait PHT.

Penyuluh pendamping lapangan (PPL), Aripin Suleman menjelaskan bahwa PHT merupakan program pengelolaan pertanian secara terpadu yang memperhatikan aspek-aspek ekologi, ekonomi, dan budaya untuk menciptakan suatu sistem pertanian yang berkelanjutan.

"Prinsip PHT terdiri dari budidaya tanaman sehat, pelestarian, dan pendayagunaan peran musuh alami, pemantauan lahan secara rutin dan terakhir petani sebagai ahli PHT," jelas Aripin saat menyampaikan materi (5/4).

Sementara itu, Kepala Desa Suka Damai, Yusuf Abubakar Mohi mengatakan, sistem penanggulangan hama terpadu ini masih belum diketahui banyak oleh masyarakat, khususnya terkait pendayagunaan peran musuh alami.

"Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi langkah kongkrit yang dilakukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementan melalui Project READSI," tutur dia.

Melalui SL ini, masyarakat jadi paham bahwa musuh alami harus dilindungi seperti predator/binatang yang ukuran tubuhnya lebih besar sebagai pemangsa yang memakan binatang yang lebih kecil sebagai mangsa.

"Kita sebagai petani tidak bisa terus menerus bergantung pada produk yang mengandung bahan-bahan kimia. Sebab, penggunaan bahan kimia dalam waktu lama akan menyebabkan kerusakan lingkungan," imbuh dia.

KEYWORD :

Pertanian Berkelanjutan Kementan Pengendalian Hama Terpadu BPPSDMP Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :