Antrean di GT Cikampek (Foto: Muti/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak pemerintah dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) menggratiskan biaya jalan tol, apabila terjadi kemacetan ekstrem saat arus mudik Idulfitri 1444 H.
Pasalnya proses mudik lebaran kali ini terjadi pergerakan massif, dengan perkiraan 123 juta orang melakukan mudik seluruh Indonesia menurut data Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Jika terjadi kemacetan ekstrim di jalan tol, maka pemerintah dan BUJT harus berani menggratiskan jalan tol. Dengan maksud untuk mengurai kemacetan karena tidak ada transaksi, dan untuk fairness bagi konsumen," kata Ketua YLKI, Tulus Abadi dalam keterangannya pada Kamis (13/4).
"Untuk apa bayar tarif jalan tol jika kemacetan total yang di dapat?" imbuh dia.
YLKI juga menyoroti kesiapan pemerintah dan Polri dalam mengantisipasi kemacetan di jalan tol, dengan meningkatkan infrastruktur dan menambah sejumlah fasilitas.
Menurut Tulus, pemerintah dan Polri belum punya managemen dan planing yang pasti. Terbukti untuk menerapkan kebijakan satu arah dan contra flow saja masih mengacu pada situasi yang berlangsung.
"Seharusnya kebijakan tersebut sudah ditetapkan sejak awal dengan jadwal yang jelas, dan disosialisasikan secara masif kepada masyarakat. Dengan cara begini, masyarakat diharapkan bisa mengatur perjalanan mudiknya, kapan harus mudik, atau harus balik," urai dia.
Dia juga berperan agar semua pihak mengutamakan aspek keamanan dan keselamatan bagi masyarakat pemudik. Menurut Tulus, tak ada kompromi untuk soal ini.
"Tak ada alasan crowded, tak ada alasan peak session, tak ada alasan demi kemanusiaan sekalipun, standar keselamatan tak boleh diturunkan, baik di udara, laut, darat, penyeberangan, dan pelayaran," ujar dia.
"Masyarakat pun jangan kompromistis soal aspek keamanan dan keselamatan ini. Tidak ada yang lebih berharga dari aspek keamanan dan keselamatan," tutup dia.
KEYWORD :Jalan Tol Mudik YLKI Tulus Abadi
