Bendera Sudan dikibarkan saat pengunjuk rasa berbaris selama rapat umum menentang kekuasaan militer, menyusul kudeta bulan lalu di Khartoum, Sudan, 9 Januari 2022. Reuters/Mohamed Nureldin Abdallah
JAKARTA, Jurnas.com - Suara tembakan dan artileri berat bergema di seluruh ibu kota Sudan, Khartoum. Dilaporkan sedikitnya 56 warga sipil tewas dalam pertempuran antara tentara dan pasukan paramiliter yang kuat.
Pertempuran sengit Minggu terjadi ketika Amerika Serikat (AS), Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menyerukan pihak lawan untuk segera mengakhiri permusuhan tanpa prasyarat.
Para saksi mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa suara tembakan artileri berat melintasi Khartoum, kota tetangga Omdurman dan dekat Bahri berlanjut pada Minggu dini hari.
Persatuan Dokter Sudan mengatakan sedikitnya 56 warga sipil tewas dan 595 orang, termasuk pejuang, terluka sejak pertempuran antara militer dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) meletus pada Sabtu.
Kedua belah pihak telah bersaing untuk mendapatkan kekuasaan ketika faksi politik bernegosiasi untuk membentuk pemerintahan transisi setelah kudeta militer tahun 2021.
Ketegangan berasal dari ketidaksepakatan antara militer, yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, dan RSF, yang dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, tentang bagaimana pasukan paramiliter harus diintegrasikan ke dalam angkatan bersenjata dan otoritas apa yang harus mengawasi proses tersebut.
Kekuatan global, AS, Rusia, Mesir, Arab Saudi, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Uni Eropa dan Uni Afrika, semuanya menyerukan untuk segera mengakhiri permusuhan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia telah berbicara dengan menteri luar negeri Arab Saudi dan UEA dan mengatakan ketiga negara "sepakat bahwa sangat penting" bahwa pertempuran di Sudan berakhir.
“Saya mendesak Jenderal Abdel Fattah Abdelrahman al-Burhan dan Jenderal Mohamed Hamdan Degalo untuk mengambil tindakan aktif guna mengurangi ketegangan dan memastikan keselamatan semua warga sipil,” katanya. “Satu-satunya jalan ke depan adalah kembali ke negosiasi yang mendukung aspirasi demokrasi rakyat Sudan.”
China juga menyatakan keprihatinannya, dengan kementerian luar negeri di Beijing mendesak semua pihak di Sudan untuk menghentikan tembakan guna mencegah situasi meningkat.
KEYWORD :Warga Sipil Tewas Konflik Sudan