Ilustrasi sharing bisnis
Jakarta – Komitmen Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk untuk mendorong pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tak diragukan lagi. Melalui pos pelayanan bidang usaha mikro diharapkan mampu melahirkan pelaku bisnis UMKM yang tangguh.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk Cuk Widiyanto, mengungkap hal tersebut dalam diskusi literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk, di arena Festival Pulang Kampung, Alun-alun Kota Nganjuk, Jawa Timur, Rabu (19/4).
”Selain untuk menyambut para ’mudikers’ yang kembali ke Nganjuk, Festival Pulang Kampung diharapkan mampu menjadi ajang promosi produk UMKM, sekaligus memberikan wawasan terkait pengembangan bisnis melalui media sosial,” ungkap Cuk Widiyanto.
Cuk mengatakan, komitmen instansinya dapat dilihat antara lain dalam penyelenggaraan pelatihan, pemberian fasilitasi, pendampingan maupun kerja sama dengan universitas dan sekolah tinggi dalam pengembangan usaha mikro.
”Misalnya, pelatihan UMKM pemula dan pembukaan usaha mikro, pendampingan legalitas produk. Lalu, fasilitasi pembuatan desain produk, pemasaran offline maupun online, penjualan produk di pasar modern, hingga pengenalan produk ke luar daerah maupun luar negeri,” jelas Cuk Widiyanto dalam diskusi bertema ”Kiat-Kiat Mengembangkan Bisnis Menggunakan Media Sosial” itu.
Dalam gelaran acara yang ditujukan untuk menyambut para pemudik itu, Cuk berpesan kepada para pelaku UMKM untuk terus meningkatkan pengembangan UMKM. Di antaranya dengan memperhatikan ”5P”, yakni: produk, pasar (market), place (tempat), price (harga), dan promosi.
”Selain itu, perhatikan juga kemasan produk: tampilan, ukuran, warna, dan isi, maupun penentuan target pasar yang ingin dibidik sesuai dengan SES (sosial ekonomi status), gender, dan wilayah,” tegas Cuk Widiyanto dalam diskusi luring yang dipandu oleh moderator Ari Utami itu.
Usman Kansong Mundur dari Dirjen IKP
Dari perspektif keamanan digital, dosen sekaligus praktisi teknologi informasi M. Adhi Prasnowo mengatakan, menjadikan media sosial sebagai sarana untuk mengembangkan bisnis perlu memperhatikan karakter atau tipe pembeli online.
”Pembeli online itu mempunyai tipe pengincar, pemburu promo, dan tipe ’gercep’ alias gerak cepat,” jelas Adhi di hadapan peserta diskusi yang terdiri dari komunitas pedagang, komunitas UMKM, dan warga masyarakat sekitar lokasi itu.
Adapun tipe penjual online yang ideal, menurut Adhi, antara lain ditandai lewat kualitas layanan (fast respons), foto produk asli, tampilan lapak lengkap, suka menawarkan promo, komunikatif, dan menjalin relasi dengan pembeli.
Sementara, menurut Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur Eko Pamuji, pengembangan bisnis menggunakan media sosial perlu kepiawaian komunikasi dalam membangun jejaring. ”Dengan jejaring, proses aktif membangun dan mengelola hubungan yang luas, kokoh, dan produktif lebih dimungkinkan,” tandas Eko.
Untuk diketahui, diskusi literasi digital pada lingkup komunitas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta warga masyarakat hingga 2024.
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo yang dilaksanakan sejak 27 Januari 2023 itu menargetkan 5,5 juta warga masyarakat sebagai peserta. Utamanya yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital. Berkolaborasi dengan Siberkreasi dan 18 mitra jejaring, IMCD membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id.
KEYWORD :Kemenkominfo IMCD UMKM Media Sosial Kiat