Sabtu, 23/11/2024 09:49 WIB

Rusia Perkuat Hubungan di Negara Amerika Latin Hadapi Hegemoni AS

Rusia ingin memperkuat hubungan politik dan ekonomi dengan negara lain yang menentang hegemoni Amerika Serikat (AS).

Sergei Lavrov (Foto: BBC)

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov bertemu dengan Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel dan Menteri Luar Negeri Bruno Rodriguez di Havana pada Kamis (20/4).

Ini merupakan kunjungan terbaru dalam serangkaian kunjungan untuk menopang dukungan di antara sekutu terdekat Rusia di Amerika Latin.

Rusia, yang terkena sanksi Barat atas konflik di Ukraina, ingin memperkuat hubungan politik dan ekonomi dengan negara lain yang menentang apa yang disebutnya sebagai hegemoni Amerika Serikat (AS).

Lavrov mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia dan Kuba, keduanya menghadapi sanksi dari AS, saling memahami.

"Kami tidak setuju bahwa dunia harus terus hidup secara permanen menurut `aturan` Amerika ini," kata Lavrov dalam konferensi yang disiarkan televisi.

"Ketegangan sedang meningkat di arena internasional, dan upaya Barat untuk mendikte keinginannya dan mengabaikan posisi sah orang lain tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang," sambung dia.

Menteri luar negeri Rusia awal pekan ini mengunjungi Brasil, Venezuela, dan Nikaragua. Dia bertemu dengan presiden dan pejabat tinggi di masing-masing negara.

Kuba, yang berada di bawah embargo ekonomi AS tak lama setelah revolusi Fidel Castro tahun 1959, telah berulang kali menyatakan dukungan untuk Rusia di Ukraina dan solusi diplomatik untuk krisis tersebut.

"Saya tidak percaya bahwa Putin memprovokasi konflik dengan Ukraina," kata Diaz-Canel kepada outlet berita Arab Al Mayadeen pada Maret, mengacu pada Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia mencirikan hubungan Kuba dengan Rusia sebagai "luar biasa".

Rusia menyumbangkan oksigen dan pasokan medis ke Kuba selama pandemi COVID-19, dan beberapa hari sebelum menginvasi Ukraina setuju menunda pembayaran utang negara kepulauan Karibia itu hingga 2027.

Rusia pada Februari memberi Kuba sumbangan "darurat" sebesar 25.000 ton gandum untuk memerangi kekurangan, dan telah menyediakan beberapa kargo bahan bakar.

Lavrov mengatakan kepada wartawan di Havana bahwa kesepakatan lain untuk menyediakan gandum ke Kuba sedang dikerjakan.

Kuba, yang sebagian besar industri dan pertaniannya telah runtuh, sangat membutuhkan bantuan semacam itu.

Antrean panjang bahan bakar, makanan, dan obat-obatan telah mengipasi ketegangan di pulau itu dan berkontribusi pada eksodus massal ratusan ribu warganya pada tahun lalu.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan berbicara kepada anggota parlemen di Meksiko pada Kamis melalui video, karena kedua belah pihak berusaha menggalang dukungan, dan sekutu, di seluruh dunia.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Perang Rusia Ukraina Amerika Latin Hegemoni AS Sergei Lavrov




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :