Sabtu, 23/11/2024 15:44 WIB

Morgan Stanley akan Pangkas 3.000 Karyawan pada Kuartal Kedua

Langkah terbaru mengikuti kuartal sebelumnya di mana biaya dari unit perbankan investasi turun, menyeret total pendapatan turun hampir 2 persen menjadi US$14,5 miliar.

The corporate logo of financial firm Morgan Stanley is pictured on a building in San Diego, California, Sep 24, 2013. (File photo: REUTERS/Mike Blake)

JAKARTA, Jurnas.com - Morgan Stanley berencana untuk memangkas sekitar 3.000 pekerjaan pada kuartal kedua. Jika terjadi, ini akan menjadi  pemutusan hubungan kerja (PHK) kedua dalam enam bulan yang dilakukan perusahaan tersebut.

 

Seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa kesepakatan yang lambat dan lingkungan ekonomi yang sulit mendorong perusahaan bank investasi dan jasa keuangan multinasional itu memeprtimbangkan kembali jumlah karyawannya.

Langkah terbaru mengikuti kuartal sebelumnya di mana biaya dari unit perbankan investasi turun, menyeret total pendapatan turun hampir 2 persen menjadi US$14,5 miliar.

Bulan lalu, Kepala Keuangan Morgan Stanley Sharon Yeshaya mengatakan bahwa pengelolaan biaya adalah prioritas mengingat ketidakpastian pasar yang lebih luas dan inflasi yang meningkat.

Adapun Bank investasi Wall Street telah menderita dari penurunan dalam kesepakatan karena investor menjadi lebih berhati-hati tentang pasar yang bergejolak dan suku bunga yang naik dengan cepat.

Penawaran umum perdana juga terhenti karena startup menunda debut pasar sampai sentimen investor membaik. Menurut data dari Dealogic, volume merger dan akuisisi hampir setengahnya pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya.

Pada Desember lalu, CEO Morgan, Stanley James Gorman telah mengatakan bahwa bank akan melakukan pemutusan hubungan kerja "sederhana" di seluruh dunia tanpa memberikan angka pasti.

Bank memiliki lebih dari 82.000 karyawan pada akhir Maret dan PHK akan mempengaruhi hampir 4 persen stafnya. Kabar PKH terbaru sendiri pertama kali dilaporkan Bloomberg News.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Morgan Stanley Amerika Serikat Pemutusan Hubungan Kerja Krisis Ekonomi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :