Babi hidup yang diekspor dari Pulau Bulan, Batam. (Foto Kemendag)
Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menanggapi ihwal Badan Pangan Singapura yang menemukan virus flu Afrika atau African Swine Fever (ASF) pada babi hidup yang diekspor dari Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Didi Sumedi mengatakan, pihaknya tengah mempelajari temuan otorita negeri jiran tersebut. "Kita sedang dalami temuan itu seperti apa dan kita akan lakukan cek ke produsen yang ditemukan virus itu," kata Didi di Kemendag, Jakarta, Kamis (4/5/2023).
Jika nanti saat pengujian ditemukan bahwa virus itu benar adanya, Kemendag akan berembuk guna mencari jalan keluar persoalan ini agar cepat dituntaskan dan aktivitas ekspor bisa berjalan lagi.
Pasalnya, imbas kasus ini pemerintah Singapura telah memberhentikan sementara impor babi hidup dari Indonesia. Padahal, peternakan babi terbesar itu memasok 15% kebutuhan daging babi warga Singapura.
Menurut Didi, semestinya importir harus mengikuti alur pengecekan sebelum mengirim produknya. Pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur impor yang ditentukan oleh negara tujuan. Langkah ini dilakukan untuk meminimalisasi tercemarnya produk akibat virus dari luar.
Setelah itu, Badan Karantina juga akan memastikan produk tersebut lolos ekspor atau tidak. Pihak Singapura sebagai pengimpor pun juga akan memastikan apakah produk yang sampai sesuai standarisasi mereka atau tidak.
Didi menambahkan, guna mengoptimalkan kasus ini, pihaknya akan berdiskusi dengan Kementerian Pertanian agar dapat membantu dari sisi pengawasan terhadap wilayah peternakan di Pulau Bulan, Batam tersebut.
Pemerintah akan melakukan pengetatan batas zonasi supaya tidak ada babi hidup yang ke luar dari Batam. "Zonasi ini akan diperketat di Batam, jadi jangan sampai penularan makin luas," tukasnya.
Sebelumnya, seperti dikutip dari Strait Times, virus ASF ditemukan pada bangkai babi di rumah pemotongan hewan di Jurong, Singapura. Diketahui babi hidup yang disembelih itu berasal dari Indonesia.
Atas temuan tersebut, Singapura memilih untuk tetap menghentikan impor babi hidup dari Indonesia, meskipun pasokan dari Tanah Air memasok sekitar dua pertiga dari pasokan daging babi yang baru disembelih di Singapura.
KEYWORD :
Kemendag Singapura ASF babi hidup Batam