Tentara Israel berpatroli di Huwara di Tepi Barat yang diduduki, pada 20 Maret 2023. (File foto: AFP)
JAKARTA, Jurnas.com - Pasukan Israel menembak dan membunuh seorang pria Palestina dalam serangan di kota Nablus pada Senin (15/5) pagi. Ini merupakan insiden terbaru dalam lebih dari satu tahun kekerasan yang melonjak di Tepi Barat yang diduduki.
Dikutip dari Al Arabiya, Kelompok Jihad Islam militan mengklaim orang yang tewas itu adalah anggotanya, mengidentifikasi dia sebagai Saleh Sabra yang berusia 22 tahun.
Militer Israel mengatakan, para tersangka melemparkan batu dan bahan peledak dan menembaki pasukannya di Nablus, sebuah kota titik nyala di mana sering terjadi penggerebekan dan bentrokan. Para prajurit kemudian menembak para tersangka.
Ia menambahkan, pasukan berada di Nablus untuk mempersiapkan kemungkinan penghancuran rumah seorang warga Palestina yang diduga membunuh dua bersaudara dari pemukiman Yahudi di dekat desa Huwara pada 26 Februari.
Serangan itu memicu amukan pemukim di Huwara, di mana seorang pria Palestina terbunuh, dan mobil serta rumah dibakar saat orang-orang berada di dalam.
Serangan hari Senin, di dekat sebuah kamp pengungsi di bagian Tepi Barat di mana warga Palestina menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas, memicu "konfrontasi intens" dengan para pejuang Palestina, lapor kantor berita WAFA Palestina. Reuters tidak dapat segera memverifikasi apakah Sabra ikut serta dalam bentrokan tersebut.
Israel mengatakan kebijakannya untuk menghancurkan rumah para pelaku serangan memperkuat pencegahan dan berkontribusi pada keamanan. Orang-orang Palestina dan kelompok hak asasi mengkritik praktik tersebut sebagai bentuk hukuman kolektif yang merugikan keluarga yang tidak bersalah.
Serangan Nablus terjadi setelah gencatan senjata yang dimediasi Mesir mengakhiri pertempuran lima hari antara Israel dan Jihad Islam di Gaza pekan lalu, di mana 34 warga Palestina dan seorang Israel tewas.
Serangan itu juga terjadi saat warga Palestina menandai 75 tahun sejak apa yang mereka sebut Nakba, atau malapetaka, ketika ratusan ribu orang dipaksa meninggalkan rumah mereka atau melarikan diri dalam perang tahun 1948 yang menyertai berdirinya Israel.
Kekerasan Israel-Palestina telah meningkat selama berbulan-bulan, dengan seringnya serangan militer Israel dan kekerasan pemukim di Tepi Barat di tengah serentetan serangan Palestina terhadap Israel.
Sejak Januari, lebih dari 140 warga Palestina dan sedikitnya 19 warga Israel dan warga asing tewas di Tepi Barat dan Israel.
Israel merebut Gaza dan Tepi Barat, wilayah yang diinginkan warga Palestina untuk negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dalam perang 1967. Pasukan dan pemukim Israel menarik diri dari Gaza pada 2005. Pembicaraan kenegaraan telah dibekukan sejak 2014.
KEYWORD :Israel Palestina Nablus Serangan Terorisme