Penelitian embrio sintetis (Foto: BBC)
London, Jurnas.com - Penelitian mengenai embrio manusia kini semakin maju. Baru-baru ini, ilmuwan mengklaim bahwa mereka berhasil menciptakan embrio sintetis tanpa mengawinkan sel telur dan sperma.
Dikutip dari BBC pada Kamis (15/6), embrio sintetis yang dalam penelitian itu hanya berumur beberapa minggu, bisa menjadi media baru ilmuwan untuk mempelajari perkembangan manusia dan menjelaskan penyebab keguguran.
Dan saat ini, belum ada rencana membesarkan embrio tersebut menjadi bayi. Pasalnya, ada etika penelitian yang tidak boleh dilewati oleh ilmuwan.
"Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan hati-hati dan transparan, guna menghindari efek yang tidak diinginkan pada publik," kata James Briscoe dari Francis Crick Institute.
Penelitian embrio sentetis terbaru ini disampaikan dalam pertemuan tahunan International Society for Stem Cell Research. Untuk sementara, embrio sintetis yang ditempatkan di laboratorium Prof Magdalena Zernicka-Goetz ini hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Adapun rincian lengkap mengenai penelitian luar biasa ini belum dipublikasikan maupun tersedia untuk penelitian ilmiah. Sehingga, masih banyak peneliti belum bisa mengomentari pentingnya laporan tersebut.
Yang jelas, embrio sintetik terbuat dari sel punca, bukan peleburan sel telur dan sperma. Sel punca memiliki kapasitas untuk menjadi tipe sel apapun di dalam tubuh, dan jika ditangani dengan cara yang tepat dapat membentuk embrio.
Embrio Sintetis Sperma Ilmuwan Hasil Penelitian Sel Punca
