Selasa, 31/12/2024 01:07 WIB

Korea Utara Akui Kegagalan Besar dalam Peluncuran Satelit Militer

Kim Jong Un memerintahkan para pekerja dan peneliti untuk menganalisis peluncuran satelit militer yang gagal dan mempersiapkan yang lain dalam waktu dekat.

File foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara menunjukkan peluncuran roket Chollima-1 yang baru dikembangkan yang membawa satelit Malligyong-1 di Sohae Satellite Launching Ground pada 31 Mei 2023. (File foto: Korean Central News Agency / Layanan Berita Korea melalui AP)

JAKARTA, Jurnas.com - Peluncuran satelit militer Korea Utara yang gagal bulan lalu adalah kegagalan terbesar. Hal ini terungkap pada pertemuan kunci terbaru partai yang berkuasa.

Rapat pleno yang digelar dari Jumat hingga Minggu tersebut memerintahkan para pekerja dan peneliti untuk menganalisis peluncuran satelit militer yang gagal dan mempersiapkan yang lain dalam waktu dekat.

"Mereka yang bertanggung jawab atas peluncuran satelit pada 31 Mei dikritik habis-habisan," lapor media pemerintah Korea Utara, KCNA pada Senin (19/6).

Pertemuan ini juga menandai rapat pleno kedelapan yang diperbesar dari Komite Sentral ke-8 Partai Buruh Korea (WPK), partai yang berkuasa di negara itu.

Roket Korea Utara jatuh ke laut "setelah kehilangan daya dorong karena start yang tidak normal dari mesin tahap kedua", kata Pyongyang setelah kegagalan peluncuran dalam pengakuan masalah teknis yang tidak biasa.

Korea Utara juga berjanji akan terus mengembangkan kemampuan nuklirnya dan memperkuat solidaritas dengan negara lain yang menentang apa yang disebutnya "strategi Amerika Serikat (AS) untuk supremasi dunia".

Pertemuan tersebut juga membahas memastikan swasembada pasokan pangan dengan meningkatkan hasil pertanian negara dan memenuhi target produksi biji-bijian tahunan.

Awal tahun ini, Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan situasi pangan di Korea Utara "tampaknya memburuk".

Negara yang terisolasi itu berada di bawah sanksi internasional yang ketat atas senjata nuklir dan program rudal balistiknya dan ekonominya semakin diperketat oleh penguncian perbatasan yang diberlakukan sendiri untuk menghentikan wabah COVID-19.

Secara terpisah, laporan KCNA mengatakan Kim Yong Chol, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur United Front Department dan merupakan pembantu dekat pemimpin Kim Jong Un, ditunjuk sebagai anggota pengganti Biro Politik Komite Pusat Partai.

Kim dikesampingkan setelah pertemuan puncak dengan AS pada 2019 gagal mencapai kesepakatan, kata seorang anggota parlemen Korea Selatan saat itu. Dia mengarahkan negosiasi untuk KTT bekerja dengan rekannya dari AS saat itu dan mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Kim Jong Un Korea Utara Peluncuran Satelit




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :