Gletser di Pegunungan Himalaya (Foto: AFP)
Kathmandu, Jurnas.com - Pemanasan global berdampak pada mencairnya gletser di Pegunungan Himalaya. Menurut penelitian terbaru, ilmuwan menemukan gletser mencair 65 persen lebih cepat dari satu dekade sebelumnya.
"Saat semakin hangat, es akan mencair, seperti yang diperkirakan, tetapi yang tidak terduga dan sangat mengkhawatirkan adalah kecepatannya," kata peneliti International Center for Integrated Mountain Development (ICIMOD), Philippus Wester, dikutip dari AFP pada Selasa (20/6).
Gletser di wilayah Hindu Kush Himalaya (HKH) adalah sumber air penting bagi sekitar 240 juta orang di daerah pegunungan, serta bagi 1,65 miliar orang lainnya di lembah sungai di bawahnya.
Menurut ICIMOD, lembaga antar negara yang mencakup Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, China, India, Myanmar, dan Pakistan, gletser dapat kehilangan hingga 80 persen volumenya pada akhir abad ini.
"Dengan dua miliar orang di Asia bergantung pada air yang dimiliki oleh gletser dan salju, konsekuensi dari hilangnya kriosfer (zona beku) ini terlalu luas untuk direnungkan," ujar Wakil Kepala ICIMOD, Izabella Koziell.
Apabila mengacu pada batas pemanasan global antara 1,5 hingga 2,0 derajat Celcius dari tingkat pra-industri yang disepakati dalam perjanjian iklim Paris, gletser diperkirakan akan kehilangan sepertiga hingga setengah volumenya pada tahun 2100.
"Setiap peningkatan kecil akan berdampak besar dan kami benar-benar perlu bekerja untuk mitigasi iklim, itulah permintaan kami," tutup Wester.
Pegunungan Himalaya Gletser Pemanasan Global Perubahan Iklim