Vladimir Putin (kanan) dan Emmanuel Macron (kiri) (Foto: Getty Images)
Moskow, Jurnas.com - Rusia menilai Presiden Prancis, Emmanuel Macron, tidak pantas menjadi tamu dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS, aliansi yang mencakup Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan, Prancis sebagai salah satu anggota NATO, merupakan salah satu negara yang selama ini kebijakannya kerap bermusuhan dengan Rusia.
"Jelas, para pemimpin negara yang menjalankan kebijakan yang bermusuhan dan tidak dapat diterima terhadap kami, berdiskusi dengan penekanan dan keyakinan bahwa Rusia harus diisolasi di panggung internasional, dan berbagi kesamaan," kata Ryabkov dikutip dari Reuters pada Kamis (22/6).
Serangan ke Kursk Hancurkan Tiga Jembatan, Presiden Ukraina Sebut Pembalasan Rusia hanya Gertakan
"Kebijakan NATO untuk menimbulkan apa yang disebut kekalahan strategis pada kita, pemimpin seperti itu adalah tamu BRICS yang tidak pantas," tegas dia.
"Dan kami tidak menyembunyikan pendekatan kami ini, kami telah memberi tahu rekan-rekan kami dari Afrika Selatan. Kami berharap sudut pandang kami akan diterima sepenuhnya," imbuh Ryabkov.
Diketahui, Afrika Selatan saat ini sedang mempertimbangkan opsi hukumnya jika Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk hadir dalam KTT BRICS.
Pasalnya, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada Maret lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin atas konflik Ukraina.
Afrika Selatan adalah anggota ICC dan secara teoritis akan diminta untuk menangkapnya jika dia menghadiri KTT BRICS.
KEYWORD :KTT BRICS Prancis Rusia Emmanuel Macron