Sabtu, 23/11/2024 15:14 WIB

Pemimpin Venezuela Dukung Presiden Vladimir Putin

Maduro menegaskan, Caracas berdiri dalam solidaritas dengan Putin.

Nicolas Maduro (Foto: Reuters)

JAKARTA, Jurnas.com - Pemimpin Venezuela, Nicolas Maduro mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin berhasil menggagalkan perang saudara di negaranya, beberapa jam setelah kepala Perusahaan Militer Swasta (PMC) Wagner, Yevgeny Prigozhin setuju untuk mundur dan menghentikan pemberontakannya.

Berbicara di sebuah acara memperingati Hari Tentara Bolivarian, Maduro menegaskan, Caracas berdiri dalam solidaritas dengan Putin. "Pemimpin Rusia menghadapi percobaan pengkhianatan dan perang saudara, dan saat ini dia menang dengan Rusia secara damai," tutur dia.

"Dari Venezuela, semua dukungan kami untuk Presiden Vladimir Putin, saudara Venezuela," tambah dia.

Pernyataannya muncul setelah Kementerian Luar Negeri Venezuela, berbicara atas nama Maduro, mengutuk keras Kelompok Wagner dan pemimpinnya Yevgeny Prigozhin menyusul upaya mereka untuk mempromosikan pemberontakan bersenjata melalui metode teroris.

Venezuela telah menikmati hubungan dekat dengan Moskow selama bertahun-tahun, dengan kerja sama mulai dari investasi di industri minyak hingga penjualan senjata.

The land of Grace juga mengecam sanksi Barat terhadap Rusia atas konflik Ukraina, yang mana Maduro gambarkan sebagai kejahatan dan perang ekonomi.

Sementara itu, Kuba, negara lain di kawasan yang telah lama menjalin hubungan persahabatan dengan Moskow, juga menyuarakan dukungan untuk Putin. Presiden Miguel Diaz-Canel Bermudez mengatakan negara Karibia dan rakyatnya menyatakan solidaritas mereka dengan pemimpin Rusia "dalam menghadapi upaya untuk memprovokasi pemberontakan bersenjata."

"Kami sepenuhnya yakin bahwa persatuan dan tatanan konstitusional akan menang," tambah dia.

Presiden Nikaragua Daniel Ortega Saavedra juga turun tangan, menyatakan dukungan dan solidaritasnya dengan Putin.

Pada Jumat malam, Prigozhin menuduh Kementerian Pertahanan Rusia meluncurkan serangan rudal mematikan di kamp Wagner, menjanjikan pembalasan. Kementerian membantah tuduhan itu, menggambarkannya sebagai "provokasi informasi."

Pada jam-jam berikutnya, pasukan Wagner dilaporkan merebut beberapa instalasi militer di kota Rostov-on-Don, Rusia selatan, dengan beberapa pasukan berbaris di Moskow.

Namun, pada Sabtu malam, Prigozhin setuju untuk menghentikan kemajuan di ibu kota Rusia dan mengembalikan pejuangnya ke pangkalan mereka dengan imbalan "jaminan keamanan" sebagai bagian dari kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

Sumber: Russia Today

KEYWORD :

Pemberontakan Wagner Yevgeny Prigozhin Nicolas Maduro Perang Rusia Ukraina Vladimir Putin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :