Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggelar pasar murah serentak di 342 titik lokasi yang tersebar di 301 Kabupaten/Kota Indonesia. (Foto: Bapanas)
JAKARTA, Jurnas.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggelar pasar murah serentak di 342 titik lokasi yang tersebar di 301 Kabupaten/Kota Indonesia. Kegiatan ini dalam rangka menjaga ketersediaan bahan pangan pokok dan daya beli masyarakat terhadap komoditas pangan menjelang Iduladha.
Kegiatan pasar murah bertajuk Gerakan Pangan Murah (GPM) Serentak Nasional yang diinisiasi Bapanas tersebut bekerja sama dengan kementerian/lembaga terkait.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengatakan, melalui kegiatan GPM serentak ini masyarakat, khususnya yang berada di sekitar kabupaten/kota pelaksana, bisa mendapatkan kebutuhan pangan pokok berkualitas dengan harga terjangkau.
"Setiap menjelang HBKN, kita selalu tingkatkan intensitas pelaksanaan Gerakan Pangan Murah, seperti hari ini menjelang Iduladha. Langkah ini untuk mengantisipasi lonjakan permintaan dan konsumsi masyarakat sekaligus mengendalikan inflasi nasional yang saat ini per Mei 2023 sudah melandai di angka 4,00 year on year," kata Arief saat peluncuran GPM Serentak Nasional di Hotel Borobudur Jakarta, Senin, (26/6).
Dia berharap melalui pasokan pangan yang terjangkau secara luas, kebutuhan masyarakat terpenuhi, daya beli terjaga, serta inflasi di bulan Juni ini bisa terkendali dan tetap kembali turun.
Pelaksanaan GPM serentak pada 26 Juni 2023 ini digelar di 342 titik dengan melibatkan dinas yang menangani urusan pangan di tingkat Provinsi dan di tingkat Kabupaten/Kota sebagai pelaksana di daerah masing-masing.
Seperti pada umumnya setiap pelaksanaan GPM, para pemasok yang terdiri BUMN Pangan seperti Perum BULOG dan ID FOOD, BUMD, Asosiasi, Koperasi atau Gapoktan, serta pelaku usaha setempat lainnya menyediakan berbagai kebutuhan pangan pokok untuk dijual dengan harga terjangkau atau di bawah harga pasar. Sejumlah komoditas tersebut meliputi, beras, telur ayam, cabai, bawang merah, bawang putih, daging ayam, daging sapi, gula, minyak goreng, serta aneka sayuran dan buah-buahan.
"Kita sengaja luncurkan GPM Serentak Nasional ini pada H-3 sebelum Iduladha, itu waktu yang ideal untuk masyarakat membeli kebutuhan pangan, khususnya untuk hari raya. Beberapa daerah bahkan melaksanakan GPM lebih dari 1 hari, ada yang melaksanakan dari tanggal 26 sampai 27 atau 28 Juni," tutur Arief.
Dia menambahkan, seluruh produk pangan yang dijual tersebut di bawah harga pasar atau tidak melebihi Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) dan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan.
Arief menambahkan, hal istimewa lainnya dari pelaksanaan GPM Serentak Nasional kali ini adanya pemecahan Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori Rekor Gerakan Pangan Murah Serentak di Lokasi Kabupaten/Kota terbanyak.
"Pemecahan Rekor MURI ini bentuk komitmen pemerintah untuk menjadikan pemenuhan pangan masyarakat yang terjangkau sebagai prioritas. Hal ini juga untuk menggelorakan semangat GPM kepada seluruh stakeholder pangan, terutama pemerintah daerah, agar semakin giat dan masif melaksanakan kegiatan seperti ini, mengingat GPM bisa menjadi instrumen pengendali inflasi daerah yang sangat efektif," ucap dia.
Mengenai kesiapan pangan jelang Iduladha, Arief memastikan, seluruh komoditas pangan strategis dalam kondisi aman. Masyarakat diimbau tidak perlu khawatir dan panik, serta tetap berbelanja kebutuhan pokok secara bijak.
"Kondisi stok pangan tersedia dan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Kami ucapkan terima kasih atas dukungan seluruh stakeholder pangan dan masyarakat sehingga program NFA dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan menjelang Iduladha ini berjalan sesuai perencanaan," ucap Arief.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, kegiatan GPM dapat memperpendek rantai distribusi pangan. "Sehingga masyarakat akan mendapatkan harga terbaik. Ini kunci kita akan sukses karena kolaborasi," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono menyampaikan, ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan melalui GPM ini adalah hal yang sangat penting. Menurutnya, ini merupakan bentuk konsen dan perhatian terhadap upaya pengendalian inflasi.
"Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) inflasi Mei 2023 sudah 4 persen. Artinya menurut perkiraan BI itu bisa terjadi bulan September. Tapi berkat kerja sama kita hari ini, 4 persen itu sudah maju 3 bulan. Tentunya semua inflasi semua kelompok turun, termasuk volatile food yang sekarang posisinya sudah di 3,28 persen," ungkap dia.
Dia menegaskan, BI berkomitmen penuh mendukung pelaksanaan GPM di daerah. "Kami punya 34 kantor di provinsi dan 8 di kabupaten/Kota atau 46 kantor perwakilan, siap untuk mendukung GPM," imbuh dia.
Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, BUMN mendukung kegiatan untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui tiga inisiatif utama. Di antaranya melalui sejumlah program yang dilakukan oleh Holding BUMN Pangan ID FOOD dan Perum BULOG, seperti penguatan on farm untuk mendukung produksi, optimalisasi kegiatan off take, dan melakukan efisiensi rantai pasok di sektor pangan.
Dalam kegiatan GMP Serentak Nasional ini, kontribusi BUMN melalui ID FOOD dan BULOG berperan menjadi supplier. Di mana ID FOOD berperan memasok produk pangan di 91 titik dan BULOG berperan di 256 titik pelaksanaan GPM.
Acara Launching GPM Serantak Nasional ini juga dihadiri oleh Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara Made Arya Wijaya, perwakilan dari Kantor Staf Kepresidenan, Sekretariat Kabinet, Kementerian Pertanian, Badan Pusat Statistik, Gubernur, Bupati, Walikota daerah pelaksanaan yang terhubung secara daring.
Hadir juga di lokasi acara Satgas Pangan Polri, Direktur Utama BULOG, Direktur Utama ID FOOD, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi, sejumlah Ketua dan Pimpinan Asosiasi.
KEYWORD :Badan Pangan Nasional Pangan Murah Daya Beli Masyarakat Iduladha 2023