Demonstran membakar bendera Swedia selama protes terhadap penodaan Alquran di Teheran, Iran (File: Majid Asgaripour/West Asia News Agency via Reuters)
JAKARTA, Jurnas.com - Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang beranggotakan 57 negara mengatakan hukum internasional dan tindakan kolektif lainnya diperlukan untuk mencegah insiden di masa depan yang melibatkan penodaan Alquran.
Kelompok yang berpenduduk mayoritas Muslim itu mengeluarkan pernyataan itu pada Minggu (2/7) dalam pertemuan luar biasa di Jeddah, Arab Saudi setelah kitab suci dibakar dan dicemarkan di Swedia.
"Kita harus mengirimkan pengingat terus-menerus kepada komunitas internasional mengenai penerapan hukum internasional yang mendesak, yang jelas melarang advokasi kebencian agama," kata Sekretaris Jenderal OKI, Hissein Brahim Taha.
Pekan lalu, Salwan Momika, seorang warga Irak berusia 37 tahun yang melarikan diri ke Swedia beberapa tahun lalu, merobek dan membakar halaman kitab suci Islam tersebut. Peristiwa itu terjadi pada hari pertama libur Iduladha.
Tindakan itu membuat marah anggota OKI, Turki, yang dukungannya diperlukan Swedia untuk bergabung dengan aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Polisi Swedia memberikan izin untuk melakukan protes, mengatakan kebebasan berekspresi dijamin di bawah konstitusi negara. Namun setelah pembakaran, polisi menuduh Momika melakukan agitasi terhadap kelompok etnis atau bangsa.
Tindakan di luar Masjid Pusat Stockholm memicu kecaman internasional, termasuk protes besar di Irak dan negara-negara di Timur Tengah yang memanggil duta besar Swedia.
Sementara itu, Negeri Para Mullah mengatakan tidak akan mengirim duta besar baru ke Swedia sebagai protes atas insiden tersebut. Kementerian Luar Negeri Iran memanggil kuasa usaha Swedia pada Kamis untuk mengutuk penghinaan terhadap kesucian Islam yang paling suci.
"Meskipun prosedur administrasi untuk menunjuk duta besar baru untuk Swedia telah berakhir, proses pengiriman mereka telah ditunda karena pemerintah Swedia mengeluarkan izin untuk menodai Alquran," cuit Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian.
Dalam menyetujui izin protes oleh pengungsi Irak, polisi Swedia mengatakan bahwa meskipun "mungkin memiliki konsekuensi kebijakan luar negeri", risiko keamanan tidak berarti permohonan harus ditolak.
Amerika Serikat (AS) juga mengutuk pembakaran tersebut tetapi menambahkan bahwa mengeluarkan izin demonstrasi mendukung kebebasan berekspresi.
Sementara itu, kecaman Turki atas pembakaran itu membawa bobot. Pada akhir Januari, Ankara menangguhkan pembicaraan dengan Swedia tentang aplikasi NATO setelah seorang politisi sayap kanan Denmark membakar salinan Alquran di dekat kedutaan Turki di Stockholm.
Sumber: Al Jazeera
KEYWORD :Organisasi Kerjasama Islam OKI Kecam Pembakaran Alquran Penodaan Agama Pembakaran Alquran