Seorang prajurit dengan bendera Rusia di seragamnya berjaga di dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia selama konflik Ukraina-Rusia di luar kota Enerhodar yang dikuasai Rusia di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, pada 4 Agustus 2022. (Foto: REUTERS / Alexander Ermochenko)
Moskow, Jurnas.com - Rusia dan Ukraina saling melemparkan tudingan terkait sedangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, yang dikuasai oleh militer Rusia.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengaku telah memberi tahu Presiden Prancis, Emmanuel Macron tentang provokasi berbahaya Rusia di pabrik yang berlokasi di tenggara Ukraina tersebut.
Pasukan Rusia merebut stasiun itu, fasilitas nuklir terbesar di Eropa dengan enam reaktor, beberapa hari setelah invasi Kremlin ke Ukraina pada Februari 2022 lalu.
Sejak saat itu, kedua belah pihak saling menuduh pihak lain melakukan penembakan di sekitar pabrik, dan menimbulkan ancaman kecelakaan nuklir besar.
Penasihat Kepala Rosenergoatom, Renat Karchaa menyebut Ukraina berencana menjatuhkan amunisi yang dicampur dengan limbah nuklir, yang diangkut dari salah satu dari lima stasiun nuklir negara itu di pabrik itu.
"Di bawah kegelapan malam pada 5 Juli, militer Ukraina akan mencoba menyerang stasiun Zaporizhzhia menggunakan peralatan presisi jarak jauh dan drone serangan kamikaze," demikian laporan kantor berita Rusia, yang dikutip Reuters pada Rabu (5/7). Namun, klaim ini tidak menyertakan bukti satupun.
Sementara itu Zelensky dalam cuitannya di Twitter melemparkan narasi sebaliknya. "Pasukan pendudukan sedang mempersiapkan provokasi berbahaya di Zaporizhzhia (pabrik nuklir)," tulis dia. Tudingan Zelensky juga tidak memberikan bukti.
Zelensky mengatakan dia dan Macron sepakat menjaga situasi di bawah kendali maksimum bersama Badan Energi Atom Internasional (IAEA) lembaga di bawah PBB.
KEYWORD :Rusia Ukraina PLTN Zaporizhzhia Nuklir