Asap mengepul setelah serangan udara Israel di sebuah rumah di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 19 Mei 2021. (AFP)
JAKARTA, Jurnas.com - Para penguasa Hamas di Jalur Gaza tidak mampu membayar gaji 50.000 pekerja sektor publik. Sebagian pejabat menyalahkan penundaan hibah gaji bulanan dari Qatar, donor bantuan penting untuk kantong Palestina yang miskin itu.
Krisis gaji telah memicu banyak kritik di media sosial di Gaza, termasuk oleh beberapa karyawan Hamas sendiri. Penurunan pendapatan pajak dan lonjakan pengeluaran telah membuat situasi semakin sulit.
Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza hidup dalam kemiskinan, dan ekonomi bergantung pada bantuan asing. Qatar telah membayar ratusan juta dolar sejak 2014 untuk proyek konstruksi. Saat ini mereka membayar US$30 juta per bulan untuk tunjangan keluarga, bahan bakar listrik, dan membantu membayar gaji sektor publik.
Pejabat Hamas mengatakan tidak ada bantuan gaji yang diterima sejak lebih dari setengah dari hibah US$5 juta untuk mendukung gaji bulan Mei. Alasan penundaan itu tidak jelas.
Di Doha, Kantor Media Internasional Qatar tidak segera menanggapi permintaan komentar.
"Pemerintah sedang mengalami krisis keuangan yang menyesakkan dan meningkat, dengan peningkatan terus-menerus dalam defisit bulan demi bulan, yang menyebabkan penundaan gaji bulan ini," kata Wakil Menteri Hamas, Awni Al-Basha kepada radio Hamas Aqsa.
"Kami melakukan upaya yang signifikan untuk membayar gaji, dan kami berharap dapat melakukannya pada akhir minggu ini," katanya.
Gaji bulanan membebani Hamas 125 juta shekel (US$34,5 juta) per bulan, kata Basha.
Pada Minggu, Salama Marouf, ketua kantor media pemerintah Hamas, mengatakan ada juga peningkatan belanja, terutama untuk kementerian kesehatan dan pembayaran utang bank. Dia meminta Qatar untuk meningkatkan hibah gaji menjadi US$7 juta.
Gaza telah berada di bawah blokade Israel-Mesir sejak 2007 ketika Hamas, yang menentang perdamaian dengan Israel, mengambil kendali. Pegawai sektor publik belum menerima gaji penuh sejak 2013.
"Dengan 60 persen (dari gaji) kami biasa memenuhi kebutuhan pokok di rumah. Apa jadinya kalau gaji dipotong sama sekali?" kata Mahmoud Al-Farra, seorang karyawan di kantor media pemerintah Hamas. "Ini kekecewaan besar."
Beberapa turun ke media sosial, mempertanyakan apakah krisis itu asli. "Kemana perginya pajak yang mereka kumpulkan dan hibah yang masuk ke Gaza?" unggah salah satu warga di Facebook.
Sumber: Reuters
KEYWORD :Penguasa Hamas Jalur Gaza Hamas Tak Bayar Gaji