Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi seusai menghadiri Rapat Terbatas Bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/7).
JAKARTA, Jurnas.com – Pemerintah memfokuskan penguatan stok pangan dan stabilisasi harga sebagai salah satu langkah strategis dalam mengantisipasi dampak kekeringan ekstrem akibat El Nino yang diprediksi BMKG terjadi pada Agustus-September.
Demikian disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi seusai menghadiri Rapat Terbatas Bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/7).
"Sesuai arahan dari Bapak Presiden dalam rapat antisipasi dampak El Nino hari ini, Bapanas diminta untuk menyiapkan dan menghitung secara cermat stok pangan nasional kita. Ini penting dilakukan agar ketersediaan dan stabilitas pangan tetap terjaga dan mengantisipasii," jelas Arief.
Arief mengatakan, penyiapan stok pangan nasional dilakukan dengan menguatkan posisi cadangan pangan pemerintah yang dapat dimanfaatkan untuk stabilisasi pangan.
Dengan ditetapkannya Perpres 125/2022, PMK 153/2022, serta PMK 34/2023 BUMN Pangan bersama Bapanas saat ini tengah berprogres dalam penguatan Cadangan Pangan Pemerintah baik melalui Subsidi Bunga Pinjaman serta Pemberian Penjaminan Pemerintah.
Kembalikan Kejayaan Pertanian, Plt. Mentan Minta Penyuluh Dampingi Petani Hadapi El Nino
"Stok level masing-masing komoditas pangan yang menjadi kewenangan Bapanas dalam Perpres tersebut ditargetkan bisa 5-10 persen dari kebutuhan atau market share nasional, sehingga dapat memberikan dampak signifikan dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan," ungkapnya.
Arief mengungkapkan dengan kondisi stok beras yang ada di perum Bulog saat ini yang mencapai 735 ribu ton, pihaknya terus mendorong pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dari produksi dalam negeri.
Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo untuk menyiapkan lahan 500 ribu hektare, sehingga nantinya dapat memasok stok beras ke Bulog sesuai target dari Bapanas mencapai 2,4 juta ton beras hingga akhir tahun.
"Penguatan stok pangan ini kita terus percepat, dengan menaikkan stok Bulog dari 735 ribu ton menjadi 1,2 juta ton sesegera mungkin, paralel dengan upaya peningkatan produksi padi sehingga dampak El Nino terhadap ketahanan pangan dapat kita minimalisir sekecil mungkin." ujarnya.
Lebih lanjut Arief menjelaskan, guna menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi pangan, pemerintah akan melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua.
"Selanjutnya berkaitan dengan penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua kepada 21,353 juta KPM, Presiden telah menyetujui untuk dilanjutkan di Oktober sampai Desember tahun ini” ujar Arief.
Sebagai informasi, bantuan pangan beras tahap pertama selama tiga bulan dari April-Juni telah rampung dilaksanakan oleh Perum Bulog untuk 21,353 juta KPM di 38 provinsi dengan total bantuan mencapai 640 ribu ton beras.
Selain bantuan pangan, Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai instrumen stabilisasi pasokan dan harga pangan juga terus digencarkan. Kolaborasi bersama dengan stakeholder terkait menjadi kunci dalam upaya pengendalian inflasi di tengah ancaman El Nino.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mendukung upaya kolaborasi bersama Bapanas dengan menggencarkan GPM di seluruh kabupaten/kota dan mendorong pemerintah daerah menggunakan Biaya Tidak Terduga/BTT untuk stabilisasi pangan dan kegiatan lain yang diperlukan.
"Hari ini juga bersamaan kita mulai, Bapanas berkolaborasi dengan berbagai pihak antara lain BUMN pangan, BUMD Pangan, Charoen Pokphan, dan Japfa menggelar Gerakan Pangan Murah Daging Ayam secara serentak dengan harga Rp 33.000-Rp 36.000 per kg pada lebih dari 4.000 lokasi di wilayah Jabodetabek," pungkas Arief.
KEYWORD :Stok Pangan Nasional Dampak El Nino Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi