Sabtu, 23/11/2024 08:00 WIB

3 Gaya Belajar Anak yang Wajib Diketahui sejak Dini

Gaya belajar merupakan cara anak memproses dan menilai sebuah informasi, dan masing-masing anak memiliki kecenderungan pada gaya tertentu.

Anak-anak melukis dalam kegiatan LOTTE Choco Pie (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Setiap anak memiliki karakter yang berbeda, termasuk gaya belajar. Gaya belajar merupakan cara anak memproses dan menilai sebuah informasi, dan masing-masing anak memiliki kecenderungan pada gaya tertentu.

Psikolog Irma Gustiana A, S.Psi., M.Psi., Psikolog., CPC menerangkan, terdapat tiga gaya belajar anak yang wajib diketahui oleh orangtua sejak dini. Hal ini bertujuan supaya orangtua mengenal anak lebih dekat.

Pertama, gaya belajar visual. Anak dengan gaya ini lebih suka belajar dengan penglihatannya untuk menangkap maupun mengingat sebuah informasi.

"Nah, biasanya mereka senang segala sesuatu yang colorful, ada ilustrasi gambar, ada infografis, dan itu membuat mereka menikmati cara belajarnya," kata Irma dalam kegiatan `Dunia Si Kecil` yang diselenggarakan LOTTE Choco Pie di Jakarta beberapa waktu lalu.

Kedua, gaya belajar audio atau auditori. Anak dengan gaya belajar ini lebih dominan mendengarkan orang lain atau objek lainnya. Meski tampak tak memperhatikan guru di kelas, namun sesungguhnya mereka menyimak apa yang diajarkan melalui pendengaran.

"Tidak melihat ke depan, enggak ngeliat gurunya lagi ngobrol tapi dia mendengarkan. Kadang dia melihat sana, melihat ke mari. Kalau kita punya temang yang auditori juga dia kayak enggak nyimak kita, tapi dia tau apa yang dibicarakan," terang dia.

Untuk anak dengan kecenderungan auditori, Irma menganjurkan orangtua supaya mengajak mereka belajar membaca dengan suara lantang, supaya pesan maupun informasi bisa mudah diingat.

Adapun ketiga, kinestetis. Anak kinestetis biasanya lebih suka bergerak. Mereka kerap terlihat seperti gelisah dan berpindah-pindah tempat belajar. Padahal, itu merupakan caranya untuk menyimpan informasi.

"Mungkin lima menit dia tengkurap, habis itu nanti dia sambil selonjoran, terus pindah posisi yang lain tapi sambil bawa buku. Atau sambil mendengarkan sesuatu tapi dia bergerak. Nah itu adalah kinestetis," imbuh dia.

Irma menegaskan masing-masing anak tidak dilahirkan dengan satu gaya belajar. Yang terjadi ialah kombinasi antara dua gaya belajar, contohnya visual-kinestetis, maupun audio-visual.

"Kayak aku, visual-kinestetis. Misalnya, dia baca tapi sambil menggaris-garis. Dengan menggaris, menempel, mewarnai, itu kinestetis karena ada gerakan sensori motorik. Nah, justru di situ dia jadi lebih mudah mengingat," jelas Irma.

Marketing Manager PT LOTTE Indonesia, Ingen Ate Malem Meliala mengatakan iven `Dunia Si Kecil` merupakan apresiasi Choco Pie dalam rangka Hari Anak Nasional (HAN) 2023.

Sebelum acara puncak ini, pada 12 Juni 2023 lalu para ibu terlebih dahulu diminta mengirimkan video berisi kisah tentang si kecil, lengkap dengan impian, hobi, dan kesukaan. Dari 390 peserta, terpilih 50 orang untuk menghadiri acara puncak.

"Untuk peserta lomba kita open untuk semua moms and kids ya, jadi tidak hanya keanggotaan Choco Pie Lovers tapi ada juga pesertanya dari moms and kids yang baru, jadi semua bisa join," terang Ingen.

Selanjutnya, Ingen berencana menggelar kegiatan serupa di berbagai sekolah, sebagaimana yang pernah dilakukan sebelum pandemi Covid-19.

"Sebenernya sebelum pandemi dulu Choco Pie setiap tahun sempat mengadakan acara untuk mengunjungi sekolah-sekolah seperti di Jakarta, Bogor, Bekasi dan Tangerang," tutup Ingen.

KEYWORD :

Gaya Belajar Anak Parenting Psikologi Visual Kinestetik Audio




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :