Para duta besar negara sahabat membacakan puisi Chairil Anwar (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Hilmar Farid mengatakan, sastra Indonesia mulai dipelajari secara mendalam oleh dunia internasional.
Hal ini dibuktikan dengan usaha para diplomat asing menerjemahkan dan membaca puisi Chairil Anwar secara baik, dalam bahasanya masing-masing.
"Secara tanpa sadar sudah masuk dalam perjalanan menelusuri kebudayaan Indonesia secara aktif," kata Hilmar, pada perhelatan Hari Puisi Nasional, di Museum Nasinoal Jakarta, Rabu (27/7) malam.
Dalam acara ini, pemilihan puisi diberikan secara bebas. Bagi sebagian diplomat yang belum mengenal Chairil Anwar, diberikan puisi pilihan.
Hilmar menyebut para perwakilan dari masing-masing negara membacakan satu puisi karya Chairil Anwar, yang dari segi makna memiliki hubungan dengan negara mereka.
"Bukan sebuah pekerjaan yang mudah untuk menerjemahkan dalam bahasa masing-masing. Karena pilihan rima tidak akan sama tetapi mereka berusaha sedemikian rupa mencari kata-kata yang pas sehingga maknanya tidak saja diterjemahkan dengan baik tetapi juga keindahan bunyinya dipertahankan," terang dia.
Chairil Anwar merupakan salah satu penyair paling penting dan berpengaruh di Indonesia. Dia mendapatkan predikat Bapak Puisi Nasional karena perhatiannya terhadap kata dan bunyi, sehingga melahirkan karya yang luar biasa dan menginpirasi.
Di tengah acara, para duta besar beserta jajaran diplomat negara sahabat mendeklamasikan puisi Chairil Anwar. Mereka menaiki panggung lalu membacakan puisi dengan masing-masing bahasa dan bunyi khas negara.
Secara bergantian Duta Besar Australia, Meksiko, Belanda, Thailand, Timor Leste, Ukraina, dan Venezuela mendeklamasikan puisi-puisi Chairil Anwar. Rangkaian pembacaan puisi ditutup dengan penampilan aktris Asmara Abigail yang mendeklamasikan puisi `doa`. (Habib/Mag)
KEYWORD :Hari Puisi Nasional Chairil Anwar Dirjen Kebudayaan Kemdikbudristek