Sabtu, 23/11/2024 21:51 WIB

PBB: Juli 2023 Jadi Bulan Terpanas dalam Catatan Sejarah

Pemanasan yang terjadi pada Juli akan tercatat dalam sejarah sebagai bulan terpanas di bumi.

Cuaca panas di India mencapai 49 derajat celsius (Foto: BBC)

JAKARTA, Jurnas.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres memperingatkan bahwa perubahan iklim telah mencapai tingkat yang mengerikan.

Pemanasan yang terjadi pada Juli 2023 akan tercatat dalam sejarah sebagai bulan terpanas di bumi. Hal ini menandakan konsekuensi yang lebih besar ke depan jika tindakan yang lebih kuat tidak diambil untuk mengurangi fosil, konsumsi bahan bakar.

"Era pemanasan global telah berakhir," kata Guterres kepada wartawan di New York. "Era mendidih global telah tiba. Udaranya tidak bisa dihirup, panasnya tidak tertahankan, dan tingkat keuntungan bahan bakar fosil serta kelambanan iklim tidak dapat diterima."

Guterres mengutip data dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dan Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa untuk mengklaim bahwa Juli akan menjadi bulan terpanas yang pernah tercatat.

"Umat manusia ada di kursi panas," katanya. "Bagi para ilmuwan, tidak diragukan lagi: Manusia yang harus disalahkan. Semua ini sepenuhnya konsisten dengan prediksi dan peringatan berulang. Satu-satunya kejutan adalah kecepatan perubahannya."

Rekor Juli tidak akan menjadi peristiwa yang terisolasi karena prakiraan musiman menunjukkan bahwa suhu cenderung tetap jauh di atas rata-rata, kata direktur Copernicus Carlo Buontempo.

"Cuaca ekstrem, yang telah mempengaruhi jutaan orang di bulan Juli, sayangnya adalah kenyataan pahit dari perubahan iklim dan gambaran masa depan," kata dia.

Direktur Layanan Iklim WMO, Chris Hewitt mengatakan kepada wartawan bahwa ada kemungkinan 98 persen bahwa setidaknya satu dari lima tahun ke depan akan memecahkan rekor tahun terpanas.

Guterres berargumen bahwa tidak ada lagi waktu bagi para pemimpin dunia untuk membuat alasan dan menunggu orang lain mengambil tindakan terlebih dahulu. "Suhu yang dipercepat menuntut tindakan yang dipercepat," kata dia.

Di antara tindakan yang diminta oleh sekretaris jenderal PBB adalah mengakhiri penggunaan batu bara di negara-negara maju pada tahun 2030 dan di seluruh dunia pada tahun 2040.

Sumber: RT

KEYWORD :

Sekjen PBB Bahan Bakar Fosil Antonio Guterres Perubahan Iklim Pemanasan Global




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :