Jum'at, 27/12/2024 08:23 WIB

Alasan 15 Media Siber Mundur Dianggap AMSI Tidak Jelas

Tidak jelas visi awal mana yang dianggap lagi tak sejalan

Saat peluncuran Agency AMSI di Jakarta

Jakarta, Jurnas.com - Mundurnya 15 media online dari keanggotaan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dianggap pengurus pusat dan daerah belum terang benar alasannya.

"Tidak jelas visi awal mana yang dianggap lagi tak sejalan. Maupun program mana yang dinilai melanggar kesepakatan," ujar Ketua Umum Amsi, Wenseslaus Mangut.

Tetapi, kata Wens, kerjasama dan perkawanan selama membangun AMSI-Dinilai-Tak-Jelas/">AMSI rasanya terlampau penting untuk sekedar diusik oleh pertanyaan tentang sebuah alasan.

Sebagaimana diberitakan beberapa media siber pada Jumat 28 Juli 2023, ada 15  media mengundurkan diri dari Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI). Ke-15 media itu merupakan bagian dari 470 anggota AMSI yang ada di 27 provinsi di seluruh Indonesia.

Dari 15 media yang sudah mengundurkan diri itu, delapan merupakan bagian dari 26 media pendiri AMSI. Beberapa yang lain bergabung belakangan, dan ada yang baru bergabung pada Maret 2023 lalu. Bahkan satu media yang bukan bagian AMSI, mengklaim sebagai anggota.

Pengurus Pusat AMSI sudah menerima surat pengunduran diri 15 media itu, berusaha memahami isinya, serta sudah pula mengirim balasan.  "Menyampaikan ucapan terima kasih atas kerjasama membesarkan asosiasi ini," ujar Wens.

Sebagai asosiasi perusahaan media, dengan anggota mencapai 470 yang  beraneka ragam jenis dan segmentasi serta juga model bisnisnya, Wens mengatakan,  AMSI tentu penuh dinamika.

"Ini hal wajar bagi organisasi manapun, dan dari situlah seringkali sebuah organisasi tumbuh dan hidup serta berupaya  tetap berguna bagi anggota dan masyarakat umum," ujar Wens.

Perlu diketahui, pada 18 April 2017, AMSI didirikan dengan tujuan yang disepakati bersama: mendorong ekosistem media di Indonesia menjadi sehat, menghargai jurnalisme berkualitas, patuh pada serangkaian kode etik.

Tidak hanya itu, juga  tunduk pada kepentingan publik.  Hanya dengan itu fungsi kita sebagai pers bisa dirasakan manfaatnya dan relevan untuk masyarakat umum.

Itu sebabnya, selama enam tahun terakhir, AMSI fokus pada serangkaian program perbaikan internal, membenahi konten, mendorong perbaikan sisi teknologi, model bisnis, memotivasi anggota agar memelihara relevansi dengan kebutuhan publik, "sembari terus beradapsi dengan perkembangan dunia digital yang berubah begitu cepat," ujarnya. 

Demi semua tujuan itu, AMSI bekerjasama dengan lembaga pemerintahan, kampus, perusahaan swasta di dalam negeri maupun luar negeri, serta banyak lembaga internasional.

"AMSI juga aktif sebagai konsituen Dewan Pers merumuskan regulasi dan kebijakan untuk merawat dan menjaga kebebasan pers serta meningkatkan kualitas jurnalis dan pers di Indonesia," ujar Wens.

AMSI menggelar begitu banyak pelatihan, program pendampingan media, coaching clinic  dan beasiswa (fellowship) bagi ratusan media anggotanya. Secara berkala, kami memberikan award untuk media-media yang dinilai berhasil menjadi contoh perbaikan dan pertumbuhan digital di Indonesia.

"Semua program kerja itu penting dilakukan agar media tetap dipercaya sebagai rujukan informasi bagi masyarakat umum, di tengah membanjirnya konten di jagat digital dewasa ini," ujar Wens.

AMSI menyadari bahwa menjaga ekosistem media demi kemuliaan jurnalisme itu, tidak bisa dilakukan sendirian. Di lansekap digital, ada begitu banyak pihak yang menentukan perjalanan sebuah berita dari ruang redaksi sampai ke layar ponsel publik.

Karena itu, selain menyambungkan media anggota dengan channel distribusi konten, AMSI juga secara aktif mendorong platform agar mengutamakan konten yang berkualitas pada kanal distribusi mereka, termasuk sejak awal ikut serta dalam menyusun draft Perpres publisher rights dan aktif di tim media sustainability yang dibentuk Dewan Pers.

Sejak Pemilu 2019 lalu, AMSI ikut menginisiasi program cekfakta.com bersama AJI dan Mafindo, sebagai ikhtiar bersama menjaga publik dari racun disinformasi dan misinformasi (hoaks).

"Sudah ratusan media anggota AMSI mendapat pelatihan melawan hoaks dan program ini berlanjut untuk mengawal pemilu 2024 agar publik bisa memilih berdasarkan informasi yang terpercaya," ujar Wens.

AMSI adalah asosiasi penerbit/perusahaan media siber yang tidak mencari keuntungan (nirlaba) sebagaimana disebut dalam pasal tujuh (7)  Anggaran Dasar organisasi. AMSI bukan asosiasi jurnalis, juga bukan asosisasi pemimpin redaksi.

Namun pada dunia digital, Wens mengatakan, menyadari model bisnis media yang sehat akan menentukan kualitas jurnalismenya. Untuk itu, pada 6 Juli 2023, AMSI menerbitkan prinsip keterpercayaan media yang merangkum syarat bagi media agar bisa selalu dipercaya publik. Bisa dibaca di sini: https://www.amsi.or.id/trust-worthy-news/ 

Pada 23 November 2022, AMSI juga meluncurkan agensi periklanan digital sebagai program yang diamanatkan Kongres 2020 dan Rakernas 2021.

"Ini adalah bagian dari strategi AMSI menyehatkan ekosistem bisnis media siber di Indonesia, khususnya bagi media anggota AMSI yang berbasis di daerah," ujarnya.

Agensi ini tidak akan memasukkan inventori media besar dan tidak bermain di wilayah direct ads. Agensi yang dibangun AMSI akan fokus menarik programmatic ads, di mana kerap dijumpai iklan brand bagus tapi salah landing di media abal-abal, situs judi atau media yang menyebar ujaran kebencian.

"Praktek iklan yang salah sasaran itu yang ingin diperbaiki AMSI. Namun untuk memastikan implementasinya dipahami dan disetujui semua anggota, aktivasi agency ini akan dibahas dalam Kongres AMSI mendatang," ujar Wens.

Pada akhir 2022, pengurus AMSI juga menerima pengaduan soal nama media anggota yang mirip atau meniru-niru brand media tertentu. Karena media yang diadukan juga memiliki badan hukum, merknya resmi terdaftar dan sudah terverifikasi faktual oleh Dewan Pers maka Pengurus AMSI memutuskan persoalan ini akan diselesaikan di forum organisasi tertinggi, yakni kongres.

Pada akhirnya, semua media berhak menentukan asosiasi mana yang menjadi wadahnya beraktivitas dan menyalurkan aspirasi, atau juga sama sekali tidak masuk asosiasi manapun. Sekali lagi terimakasih untuk 15 media yang mundur per 28 Juli ini, atas sumbangsih turut mewarnai perjalanan membesarkan AMSI.

"AMSI akan terus konsisten membesarkan industri media digital Indonesia agar makin sehat bisnisnya dan makin berkualitas kontennya, sebagaimana kita deklarasikan dan cita-citakan bersama," ujar Wens.

KEYWORD :

AMSI Media Siber Cek Fakta




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :