Tanaman terlihat di ladang jelai di sebuah peternakan dekat Moree, sebuah kota pedalaman di New South Wales, Australia 27 Oktober 2020. Foto diambil 27 Oktober 2020. REUTERS/Jonathan Barrett/File Foto
JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Perdagangan China mengatakan pada Jumat (4/8) akan menurunkan tarif anti-dumping dan anti-subsidi untuk impor jelai asal Australia yang telah berlaku selama tiga tahun.
China dan Australia sepakat pada bulan April untuk menyelesaikan perselisihan mereka atas impor jelai, di mana Canberra menangguhkan kasus di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas bea anti-dumping dan penyeimbang Beijing atas jelai, sementara China berjanji mempercepat peninjauan tarif.
Tarif akan diturunkan mulai hari Sabtu, kata Kementerian Perdagangan China, mengutip situasi yang berubah di pasar jelai China tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Keputusan jelai menyoroti beberapa produk Australia yang tersisa yang dibatasi oleh China, termasuk anggur, yang juga menghadapi tarif, serta pembatasan tidak resmi ekspor lobster dan daging dari rumah pemotongan hewan tertentu.
"Hasil ini menunjukkan pentingnya mekanisme perselisihan WTO dalam membela kepentingan produsen dan petani kelas dunia Australia," kata tiga menteri Australia dalam pernyataan bersama. "Kami telah menjelaskan bahwa kami mengharapkan proses serupa diikuti untuk menghapus bea atas anggur Australia."
Analis biji-bijian senior Rabobank Dennis Voznesenski mengatakan keputusan itu akan positif untuk harga barley Australia dan petani dengan barley kualitas malt kemungkinan besar akan menarik premium atas harga baru-baru ini.
"Pelaku pasar yang akan mengirimkan jelai ke China mungkin meminta premium karena risiko yang terlibat karena akan ada beberapa kekhawatiran, jika misalnya China menarik kembali keputusannya," katanya.
Rudal Jarak Jauh Terbaru Angkatan Laut AS dapat Mengubah Keseimbangan di Laut Cina Selatan
Dolar Australia naik 0,34 persen menjadi US$0,65715 setelah pengumuman tersebut, setelah naik setinggi US$0,65875 di awal sesi, pulih dari level terendah dua bulan yang dicapai pada hari Kamis.
CEO Grain Producers Australia Colin Bettles menyambut baik keputusan tersebut, menyebutnya sebagai kemenangan bagi konsumen dan industri China serta eksportir lokal.
Hubungan antara dua mitra dagang komoditas utama memburuk pada tahun 2020 setelah Australia menyerukan penyelidikan tentang asal-usul COVID-19, yang memicu pembalasan oleh Beijing termasuk bea anti-dumping untuk anggur dan jelai Australia.
Beijing menerapkan tarif sebesar 80,5 persen pada jelai Australia pada Mei 2020, menghapus impor biji-bijian oleh pasar bir terbesar dunia, senilai A$2 miliar (US$1,31 miliar) setahun.
Hal itu mendorong pengaduan resmi Australia ke WTO pada bulan Desember tahun itu, serta kasus terpisah mengenai tarif anggur yang masih dikejar.
Ketegangan antara Canberra dan Beijing mereda sejak Partai Buruh kiri-tengah memenangkan kekuasaan di Australia tahun lalu.
Pembelian batu bara Australia oleh China dilanjutkan pada bulan Januari setelah hampir tiga tahun, sementara Beijing pada bulan Mei juga mengumumkan akan mulai mengimpor kayu Australia lagi.
CEO Australian Grape & Wine Lee McLean mengatakan keputusan jelai merupakan langkah yang sangat positif bagi hubungan negara tersebut dengan China. "Kami berharap ini dapat memberikan contoh untuk menghapus bea masuk anggur Australia," katanya.
Dalam kasus jelai, pembeli China telah beralih ke Kanada, Prancis, dan Argentina untuk menggantikan pasokan Australia selama tiga tahun terakhir, sementara penjual Australia mengalihkan ekspor untuk memberi makan pasar jelai di Timur Tengah.
Arus perdagangan itu kemungkinan besar akan bergeser lagi setelah China menurunkan tarif, dengan pembeli jelai diharapkan mulai membeli tanaman baru Australia yang dipanen pada Oktober untuk tiba pada akhir tahun.
Sumber: Reuters
KEYWORD :Australia China Impor Jelai Perang Dagang China Australia