Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo saat membuka kegiatan Kelas Pranikah dan Pemeriksaan Kesehatan bagi Calon Pengantin (Perisa Catin) anggota TNI/Polri di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (5/7).
JAKARTA, Jurnas.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencan Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan, permasalahan gizi dan nutrisi bagi keluarga di Indonesia, khususnya ibu hamil, harus menjadi perhatian bersama.
"Permasalahan gizi masalah nutrisi itu menjadi suatu hal yang nyata di depan mata bahwa kita punya generasi-generasi yang dalam hal ini memang untuk menjadi keluarga untuk melahirkan anak hamil itu masih sangat rawan," kata Hasto pada Peluncuran Buku Menu Bergizi Dashat Nusantara (Bagi Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak Baduta), Jakarta, Senin (7/8).
Hasto menuturkan bahwa tingginya angka anemia pada remaja putri Indonesia disebabkan oleh kurangan gizi tersebut.
Kisah Pejuang Stunting di Tengah Minimnya Kesadaran Masyarakat, `Bersatu Kita Teguh Bertiga Kita Tangguh`
"Setelah kita mencermati kondisi status gizi para keluarga dan juga anak-anak dan calon ibu, itu kita menjadi agak prihatin karena kalo kita lihat misalkan di data Catin Elsimil di beberapa tempat, angka anemia itu masih sangat besar jumlahnya dan ini menjadi tugas kita semua untuk bisa mengatasi ini," paparnya.
Tingginya penikahan usia dini juga memicu terjadinya anemia.
"Seperti contohnya di Malang, karena Malang itu pernikahan usia dininya cukup besar sehingga ini katakanlah dari 1109 itu yang usia kurang dari 20 tahun terdapat 187 orang, yang anemia itu yang lingkar lengannya kurang dari 23,5 sebanyak 242 orang," terang Hasto.
"Ini baru ambil contoh dari daerah yang di Jawa, tapi BKKBN punya data di seluruh Indonesia dan hari ini sudah lebih dari 500 ribu yang terimput yang bisa dapat kita cermati bersama," sambungnya.
Dokter ahli kandungan mengingatkan bahwa kekurangan atau defisiensi nutrisi khususnya bagi ibu hamil dapat menimbulkan kelahiran cacat.
"Kita tahu hari ini angka kelainan, cacat kongenital juga cukup tinggi karena dari nutrisi adanya asam folat yang defisiensi kemudian menggangu pertumbuhan otak, sumsum tulang belakang juga bisa terganggu, sehingga banyak terjadi kelahiran cacat. Banyak yang cacat ini karena latar belakang nutrisi," tutur Hasto.
Saat ini, kata Hasto, hampir 2-3 persen kelahiran yang cacat kongenital. Kelainan kongenital dapat menyebabkan bayi lahir dengan kecacatan atau gangguan fungsi pada organ tubuh atau bagian tubuh tertentu.
"Oleh karna itu menujukan pengaruh nutrisi itu sangat penting saat masalah kesehatan masih sangat besar di negara kita sehingga adanya kualitas SDM yang tidak unggul sebetulnya punya problem yang banyak yang perlu kita telusuri satu persatu," imbuh dia.
KEYWORD :Ibu Hamil Kekurangan Gizi Hasto Wardoyo Remaja Anemia