Menko PMK Muhadjir Effendy mengunjungi korban bencana (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Elektabilitas Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo masih terlalu jauh untuk dibandingkan Anies Baswedan di Jawa Timur. Namun, hasil itu tidak mengejutkan sama sekali.
Justru yang menarik ialah pandangan warga Jatim kepada praktik politik dan kemungkinan calon wakil presiden (cawapres) dari kalangan Muhammadiyah.
Dalam survei yang dilakukan Laboratorium Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), terungkap bahwa mayoritas responden berafiliasi dengan NU. Bahkan, angkanya mencapai 87,38 persen dari 800 responden. Muhammadiyah hanya 3,88 persen, lalu diikuti LDII (1,25 persen).
"Sesuai survei, nyatanya mayoritas responden, bahkan mencapai 65,38 persen menilai penting bagi Muhammadiyah untuk terlibat lebih aktif dalam politik pada Pemilu 2024. Padahal, mayoritas responden yang dipilih secara acak itu berafiliasi dengan NU," kata Koordinator Tim Survei Laboratorium Ilmu Politik UMM Ruli Inayah Ramadhoan pada Kamis (10/8) kemarin.
Selain itu, 68 responden setuju dan 2,25 persen sangat setuju apabila ada calon dari kalangan Muhammadiyah. Saat ditanyakan wakil presiden (wapres) yang layak dari Muhammadiyah, nama Muhadjir Effendy naik ke urutan pertama dengan 13,38 persen disusul oleh Din Syamsudin (13 persen).
Menanggapi itu, pengamat politik sekaligus guru besar Unair Kacung Marijan mengatakan, Muhadjir punya kesempatan untuk dipasangkan dengan siapapun di antara Ganjar maupun Prabowo.
"Jika dilihat berdasarkan hasil survei cawapres yang lain, Muhadjir Effendy dengan Sandiaga Uno maupun Erick Thohir memiliki kesempatan yang sama. Bagi saya Muhammadiyah sudah on the track," ujar Wakil Rektor I Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) tersebut.
Di sisi lain, peneliti BRIN Siti Zuhro dari BRIN mengatakan, tokoh Muhammadiyah memang perlu turun gunung dalam pentas politik.
"Muhammadiyah itu sungkan banget berkompetisi. Ketumnya saja bahkan tidak dikenal (berdasarkan survei, Red)," ujar Siti Zuhro.
"Tokoh Muhammadiyah yang dikenal Prof Muhadjir. Di tingkat nasional kalemnya luar biasa. Harusnya lincah. Itu yang bikin gemes kepada Muhammadiyah, SDM luar biasa tapi kok tidak mau keluar," tutup dia.
KEYWORD :Muhadjir Effendy Cawapres Laboratorium Politik UMM Universitas Muhammadiyah Malang