Panglima militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan (Foto: AAWSAT)
Port Sudan, Jurnas.com - Panglima militer Sudan, Abdel Fattah al-Burhan melakukan kunjungan ke Mesir. Ini merupakan perjalanan luar negeri pertama pasca perang saudara pada April lalu.
Jenderal Burhan akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi. "Mengenai perkembangan terkini di Sudan dan hubungan bilateral antara kedua negara," kata Dewan Keadulatan dalam sebuah pernyataan dikutip dari AFP pada Selasa (29/8).
Burhan, yang memimpin dewan tersebut, didampingi oleh kepala intelijen Ahmad Ibrahim Muffadal dan Menteri Luar Negeri sementara Ali al-Sadeq.
Perang antara Burhan dan mantan wakilnya yang kini menjadi saingannya, Mohamed Hamdan Daglo, yang memimpin Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter, telah berkecamuk sejak 15 April 2023.
Perang menyebar dari Khartoum dan wilayah barat Darfur hingga negara bagian Kordofan dan Jazira, menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka.
Selama berbulan-bulan, RSF telah mengepung Burhan di dalam markas militer di Khartoum, namun pekan lalu panglima militer melakukan serangan publik pertamanya di luar kompleks tersebut untuk meninjau pasukan di beberapa bagian negara yang dilanda perang.
Pada Senin (28/8) kemarin, di Kota Port Sudan, Laut Merah dia menyampaikan pidato berapi-api kepada tentara, bersumpah untuk melawan RSF yang dia sebut sebagai tentara bayaran dalam rangka mengakhiri pemberontakan.
"Kami bergerak ke mana-mana untuk mengalahkan pemberontakan ini, mengalahkan pengkhianatan ini, yang dilakukan oleh tentara bayaran yang datang dari seluruh dunia," tegas Burhan.
"Tidak ada waktu untuk berdiskusi sekarang. Kami memusatkan seluruh upaya kami pada perang, untuk mengakhiri pemberontakan," imbuh dia.
KEYWORD :Panglima Militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan Mesir