Kapal kargo umum berbendera Barbados, Fulmar S, terlihat di Laut Hitam, utara Selat Bosphorus, di Istanbul, Turki, 5 Agustus 2022. Reuters/Mehmet Emin Caliskan/File Photo
JAKARTA, Jurnas.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres mengatakan telah mengirimkan "serangkaian proposal konkret" kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina yang aman melalui Laut Hitam.
Rusia keluar dari perjanjian tersebut pada bulan Juli, setahun setelah perjanjian tersebut ditengahi oleh PBB dan Turki, dengan alasan bahwa ekspor makanan dan pupuk mereka menghadapi hambatan dan tidak cukupnya pasokan gandum Ukraina ke negara-negara yang membutuhkan.
Surat Guterres muncul menjelang pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turkiye Tayyip Erdogan. Dua sumber Turki mengatakan kepada Reuters bahwa keduanya akan bertemu pada hari Senin dan membahas ekspor biji-bijian Laut Hitam.
Kesepakatan biji-bijian Laut Hitam dimaksudkan untuk memerangi krisis pangan global yang menurut PBB telah diperburuk oleh invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Rusia dan Ukraina sama-sama merupakan eksportir biji-bijian terkemuka.
"Saya yakin kami mengajukan proposal yang bisa menjadi dasar pembaruan, namun pembaruan itu harus stabil," kata Guterres kepada wartawan, tanpa menjelaskan lebih lanjut rincian proposal tersebut.
Ukraina Ditekan Negara Lain untuk Hapus Daftar Perusahaan Asal Suku Cadang Senjata Rusia
"Kita tidak bisa memiliki inisiatif Laut Hitam yang berpindah dari krisis ke krisis, dari penangguhan ke penangguhan. Kita perlu memiliki sesuatu yang berhasil dan bermanfaat bagi semua orang," kata dia.
Seorang diplomat Rusia, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, mengatakan kepada Reuters pada Kamis pagi bahwa surat itu hanya ringkasan dari gagasan PBB sebelumnya, yang tidak berhasil.
Pada Kamis (31/8), Lavrov mengatakan setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turkiye, Hakan Fidan di Moskow, bahwa Rusia tidak melihat tanda-tanda bahwa mereka akan menerima jaminan yang memungkinkannya melanjutkan kesepakatan gandum di Laut Hitam.
Rusia mengatakan bahwa jika tuntutan untuk meningkatkan ekspor biji-bijian dan pupuk dipenuhi, maka Rusia akan mempertimbangkan untuk menghidupkan kembali perjanjian Laut Hitam.
Salah satu tuntutan utama Moskow adalah agar Bank Pertanian Rusia terhubung kembali ke sistem pembayaran internasional SWIFT. Uni Eropa menghentikannya pada Juni 2022.
Meskipun ekspor makanan dan pupuk Rusia tidak terkena sanksi Barat yang diberlakukan setelah invasi Rusia ke Ukraina, Moskow mengatakan pembatasan pembayaran, logistik dan asuransi telah menghambat pengiriman.
"Kami mempunyai beberapa solusi konkrit… memungkinkan akses yang lebih efektif terhadap pangan dan pupuk Rusia ke pasar global dengan harga yang memadai," kata Guterres. "Saya yakin, dengan bekerja serius, kita bisa mendapatkan solusi positif untuk semua orang."
Sumber: Reuters
KEYWORD :Sekjen PBB Kesepakatan Gandum Antonio Guterres Perang Rusia Ukraina Laut Hitam