Sabtu, 23/11/2024 23:36 WIB

Paus Fransiskus Ajak Semua Agama Hindari Fundamentalisme

Paus Fransiskus Ajak Semua Agama Hindari Fundamentalisme

Pemimpin Spiritual Katolik, Paus Fransiskus (Foto: Reuters)

Ulaanbaatar, Jurnas.com - Pemimpin Spiritual Katolik, Paus Fransiskus, mengajak semua agama menghindari ideologi fundamentalisme, yang selama ini dianggap sebagai pemicu kekerasan.

Dalam acara yang diikuti antar pemuka agama di ibu kota Mongolia, Ulaanbaatar, Paus bertemu dengan komunitas minoritas Katolik dengan anggota 1.450 orang. Dia juga dijadwalkan mengadakan misa pada Minggu (3/9) ini.

Mongolia berbatasan dengan China. Paus memanfaatkan kunjungannya untuk mengirimkan pesan nyata kepada Beijing, bahwa pemerintah tidak perlu takut terhadap gereja Katolik karena tidak memiliki agenda politik.

Sementara itu China, yang menurut kelompok hak asasi manusia menindas kebebasan beragama, memiliki hubungan yang buruk dengan Vatikan.

"Agama-agama dipanggil untuk menawarkan keharmonisan ini kepada dunia, yang tidak bisa diberikan oleh kemajuan teknologi saja," kata Paus dikutip dari Reuters.

"Saudara dan saudari, hari ini kita bertemu bersama sebagai pewaris rendah hati dari aliran kebijaksanaan kuno. Dalam pertemuan kita satu sama lain, kita ingin berbagi harta karun besar yang telah kita terima, demi memperkaya umat manusia yang sering kali tersesat. perjalanannya dengan mengejar keuntungan dan kenyamanan materi," imbuh dia.

Paus juga mengutip salah satu ajaran Buddha yang berbunyi `orang bijak bersukacita dalam memberi`. Menurut dia, kutipan ini mirip dengan perkataan Yesus yakni `lebih berbahagia memberi daripada menerima`.

Sebelumnya, kalangan Katolik konservatif termasuk Uskup Athanasius Schneider dari Kazakhstan, mengkritik pertemuan tersebut. Dia menilai pertemuan itu merendahkan status gereja Katolik.

Namun, Paus menegaskan bahwa dia sangat mementingkan dialog ekumenis, antaragama, dan budaya. Karena dialog tidak berarti mengabaikan perbedaan, namun mencari pemahaman dan pengayaan.

Menurut dia, berpikir sempit, pemaksaan sepihak, fundamentalisme dan batasan ideologis mengancurkan persaudaraan, serta memicu ketegangan, dan membahayakan perdamaian dunia.

"Maka tidak boleh ada pencampuran antara keyakinan agama dan kekerasan, kekudusan dan penindasan, tradisi keagamaan dan sektarianisme," tegas Paus.

KEYWORD :

Paus Fransiskus Ideologi Fundamentalisme Mongolia Katolik




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :